Makalah
Strategi Pembelajaran
Disusun oleh :
NURUL
AYU IZZATI (1001125135)
Dosen
Pembimbing Drs Suwarkono, M.Sc
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PENDIDIKAN
MATEMATIKA
UNIVERSITAS
MUHAMMADIAH PROF.DR.HAMKA
2012
1.
Jelaskan dan berikan contoh :
a.
Model pembelajaran :
Model pembelajaran pada dasarnya
merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang
disajikan secara khas oleh guru. Dengan kata lain, model pembelajaran merupakan
bungkus atau bingkai dari penerapan suatu pendekatan, metode, dan teknik
pembelajaran.
b.
Strategi Pembelajaran :
Suatu kegiatan
pembelajaran yang harus dilakukan guru dan siswa agar tujuan pembelajran dapat
dicapai secara efektif dan efisien.
c.
Metode pembelajaran :
Metode merupakan upaya untuk
mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan
yang telah disusun tercapai secara optimal. Metode digunakan untuk
merealisasikan strategi yang telah ditetapkan. Strategi menunjuk pada sebuah perencanaan
untuk mencapai sesuatu, sedangkan metode adalah cara yang dapat digunakan untuk
melaksanakan strategi. Cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana
yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai
tujuan pembelajaran.
Contoh :
d.
Pendekatan pembelajaran :
Pendekatan (approach)
merupakan titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran.
Adapun macamnya ada Pendekatan yang berpusat pada guru menurunkan strategi
pembelajaran langsung (direct instruction), pembelajaran deduktif
atau pembelajaran ekspositori. Sedangkan, pendekatan pembelajaran yang berpusat
pada siswa menurunkan strategi pembelajaran discovery dan inkuiri serta
strategi pembelajaran induktif.
Pendekatan
diartikan pula sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses
pembelajaran yang merujuk pada pandangan
tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum
didalamnya mewadahi , menginspirasi, menguatkan dan melatari metode
pembelajaran dengan cakupan teoritis tertentu.
Contoh : seorang
guru yang mendekatkan dirinya dengan siswa agar siswa tersebut merasa nyaman
dan tidak takut dengan guru tersebut.
e.
Teknik .
Teknik dapat diartikan yaitu cara
yang dilakukan seseorang dalam rangka mengimplementasikan suatu metode
Contoh :
menggunakan metode ceramah pada kelas dengan jumlah siswa relatif banyak
membutuhkan teknik sendiri.
f.
Taktik
Taktik pembelajaran merupakan
gaya seseorang dalam melaksanakan metode atau teknik pembelajaran tertentu yang
sifatnya individual. Taktik sifatnya lebih individual,
walaupun dua orang sama-sama menggunakan metode ceramah dalam situasi dan
kondisi yang sama,
sudah pasti mereka akan melakukannya secara berbeda.
Contoh: dalam taktik
menggunakan ilustrasi atau menggunakan gaya bahasa agar materi yang disampaikan
mudah dipahami.
2.Jelaskan
langkah-langkah serta kelebihan dan kekurangan dari metode:
a.
Ceramah
Metode ceramah adalah penuturan
bahan pelajaran secara lisan. Metode ini senantiasa bagus bila pengunaannya
betul-betul disiapkan dengan baik, didukung alat dan media serta memperhatikan
batas-batas kemungkinan penggunannya.
1.
Kelebihan dan Kelemahan Metode Ceramah
Ada
beberapa kelebihan sebagai alasan mengapa ceramah sering digunakan.
a.
Ceramah merupakan metode yang ’murah’ dan ’mudah’ untuk dilakukan. Murah dalam
arti proses ceramah tidak memerlukan peralatan-peralatan yang lengkap, berbeda
dengan metode yang lain seperti demonstrasi atau peragaan. Sedangkan mudah,
memang ceramah hanya mengandalkan suara guru, dengan demikian tidak terlalu
memerlukan persiapan yang rumit.
b. Ceramah dapat
menyajikan materi pelajaran yang luas. Artinya, materi
pelajaran yang banyak dapat
dirangkum atau dijelaskan pokok-pokoknya oleh guru dalam waktu yang singkat.
c.
Ceramah dapat memberikan pokok-pokok materi yang perlu ditonjolkan. Artinya,
guru dapat mengatur pokok-pokok materi yang mana yang perlu ditekankan sesuai
dengan kebutuhan dan tujuan yang ingin dicapai.
d.
Melalui ceramah, guru dapat mengontrol keadaan kelas, oleh karena sepenuhnya kelas
merupakan tanggung jawab guru yang memberikan ceramah.
e.
Organisasi kelas dengan menggunakan ceramah dapat diatur menjadi lebih sederhana.
Ceramah tidak memerlukan setting kelas yang beragam, atau tidak
memerlukan persiapan-persiapan yang rumit. Asal siswa dapat menempati tempat
duduk untuk mendengarkan guru, maka ceramah sudah dapat dilakukan.
Di samping beberapa kelebihan di
atas, ceramah juga memiliki beberapa
kelemahan, di antaranya:
a.
Materi yang dapat dikuasai siswa sebagai hasil dari ceramah akan terbatas pada
apa yang dikuasai guru. Kelemahan ini memang kelemahan yang paling dominan,
sebab apa yang diberikan guru adalah apa yang dikuasainya, sehingga apa yang
dikuasai siswa pun akan tergantung pada apa yang dikuasai guru.
b. Ceramah yang tidak
disertai dengan peragaan dapat mengakibatkan terjadinya
verbalisme.
c. Guru yang
kurang memiliki kemampuan bertutur yang baik, ceramah sering dianggap sebagai
metode yang membosankan. Sering terjadi, walaupun secara fisik siswa ada di
dalam kelas, namun secara mental siswa sama sekali tidak mengikuti jalannya
proses pembelajaran; pikirannya melayang ke mana-mana, atau siswa mengantuk,
oleh karena gaya bertutur guru tidak menarik.
d. Melalui ceramah, sangat sulit
untuk mengetahui apakah seluruh siswa sudah mengerti apa yang dijelaskan atau
belum. Walaupun ketika siswa diberi kesempatan untuk bertanya, dan tidak ada
seorang pun yang bertanya, semua itu tidak menjamin siswa seluruhnya sudah
paham.
2. Langkah-langkah Menggunakan
Metode Ceramah
Ada tiga langkah pokok yang harus
diperhatikan, yakni persiapan, pelaksanaan
dan kesimpulan. Langkah-langkah
tersebut diantaranya adalah:
a. Tahap Persiapan
Pada tahap ini yang harus dilakukan
adalah:
1)
Merumuskan tujuan yang ingin dicapai.
2) Menentukan
pokok-pokok materi yang akan diceramahkan.
3) Mempersiapkan
alat bantu.
b. Tahap Pelaksanaan
Pada tahap ini ada tiga langkah
yang harus dilakukan:
1) Langkah Pembukaan.
Langkah pembukaan dalam metode
ceramah merupakan langkah yang menentukan. Keberhasilan pelaksanaan ceramah
sangat ditentukan
oleh langkah
ini.
2)
Langkah Penyajian.
Tahap penyajian adalah tahap
penyampaian materi pembelajaran dengan cara bertutur. Agar ceramah berkualitas
sebagai metode pembelajaran, maka guru harus menjaga perhatian siswa agar tetap
terarah pada materi pembelajaran yang sedang disampaikan.
3)
Langkah Mengakhiri atau Menutup Ceramah.
Ceramah harus ditutup dengan
ringkasan pokok-pokok matar agar materi pelajaran yang sudah dipahami dan
dikuasai siswa tidak terbang
kembali. Ciptakanlah kegiatan-kegiatan
yang memungkinkan siswa tetap mengingat materi pembelajaran. Perlu
diperhatikan, bahwa ceramah akan berhasil baik, bila didukung oleh
metode-metode lainnya, misalnya tanya jawab, tugas, latihan dan lainlain. Metode
ceramah itu wajar dilakukan bila: (a) ingin mengajarkan topik baru, (b) tidak
ada sumber bahan pelajaran pada siswa, (c) menghadapi sejumlah siswa yang cukup
banyak.
B. DEMONSTRASI
METODE DEMONSTRASI DAN EKSPERIMEN
Demonstrasi merupakan metode yang
sangat efektif, sebab membantu siswa untuk mencari jawaban dengan usaha sendiri
berdasarkan fakta atau data yang benar. Metode demonstrasi merupakan metode
penyajian pelajaran dengan memperagakan dan mempertunjukkan kepada siswa
tentang suatu proses, situasi atau benda tertentu, baik sebenarnya atau hanya
sekadar tiruan. Sebagai metode penyajian, demonstrasi tidak terlepas dari
penjelasan secara lisan oleh guru. Walaupun dalam proses demonstrasi peran
siswa hanya sekadar memerhatikan, akan tetapi demonstrasi dapat menyajikan
bahan pelajaran lebih konkret. Dalam strategi pembelajaran, demonstrasi dapat
digunakan untuk mendukung keberhasilan strategi pembelajaran ekspositori dan
inkuiri.
1.
Kelebihan dan Kelemahan Metode Demonstrasi
Sebagai suatu
metode pembelajaran demonstrasi memiliki beberapa kelebihan,
di antaranya:
a. Melalui
metode demonstrasi terjadinya verbalisme akan dapat dihindari, sebab siswa
disuruh langsung memperhatikan bahan pelajaran yang dijelaskan.
b. Proses
pembelajaran akan lebih menarik, sebab siswa tak hanya mendengar, tetapi juga
melihat peristiwa yang terjadi.
c. Dengan cara mengamati secara
langsung siswa akan memiliki kesempatan
untuk membandingkan antara teori
dan kenyataan. Dengan demikian siswa akan lebih meyakini kebenaran materi
pembelajaran.
d. Perhatian siswa dapat dipusatkan, dan
pokok bahasan yang dianggap penting oleh guru dapat diartikan seperlunya.
e. Siswa ikut serta aktif bila dernonstrasi sekaligus dilanjutkan dengan
eksperimen.
f. Dapat mengurangi kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi sekiranya siswa
hendak mencoba menpelajari suatu proses dari buku bacaan.
g. Beberapa persoalan yang belum dirnengerti ditanyakan langsung saat
proses itu ditunjukkan sehingga terjawab dengan jelas.
Di samping beberapa kelebihan,
metode demonstrasi juga memiliki beberapa kelemahan, di antarannya:
a. Metode demonstrasi memerlukan
persiapan yang lebih matang, sebab tanpa persiapan yang memadai demonstrasi
bisa gagal sehingga dapat menyebabkan metode ini tidak efektif lagi. Bahkan
sering terjadi untuk menghasilkan pertunjukan suatu proses tertentu, guru harus
beberapa kali mencobanya terlebih dahulu, sehingga dapat memakan waktu yang
banyak.
b. Demonstrasi memerlukan
peralatan, bahan-bahan, dan tempat yang memadai
yang berarti penggunaan metode ini
memerlukan pembiayaan yang lebih mahal dibandingkan dengan ceramah.
c. Demonstrasi memerlukan kemampuan
dan keterampilan guru yang khusus, sehingga guru dituntut untuk bekerja lebih
profesional. Di samping itu demonstrasi juga memerlukan kemauan dan motivasi
guru yang bagus untuk keberhasilan proses pembelajaran siswa.
d. Demontrasi menjadi tidak efektif bila tidak semua siswa dapat ikut
serta, misalnya alat terlalu kecil sedangkan jumlah siswa besar.
e. Bila tidak dilanjutkan dengan eksperimen ada kernungkinan siswa. menjadi
lupa, dan pelajaran tidak akan berarti karena tidak menjadikan pengalaman bagi
siswa.
2. Langkah-langkah Menggunakan
Metode Demonstrasi
a. Tahap Persiapan
Pada tahap persiapan ada beberapa
hal yang harus dilakukan:
1) Rumuskan tujuan yang harus
dicapai oleh siswa setelah proses demonstrasi berakhir.
2) Persiapkan garis besar
langkah-langkah demonstrasi yang akan dilakukan.
3) Lakukan uji coba demonstrasi.
b. Tahap Pelaksanaan
1) Langkah pembukaan.
Sebelum demonstrasi dilakukan ada
beberapa hal yang harus diperhatikan, di antaranya:
a) Aturlah tempat duduk yang
memungkinkan semua siswa dapat memperhatikan dengan jelas apa yang
didemonstrasikan.
b) Kemukakan tujuan apa yang harus
dicapai oleh siswa.
c) Kemukakan tugas-tugas apa yang
harus dilakukan oleh siswa, misalnya siswa ditugaskan untuk mencatat hal-hal
yang dianggap penting dari pelaksanaan demonstrasi.
2) Langkah pelaksanaan demonstrasi.
a) Mulailah demonstrasi dengan
kegiatan-kegiatan yang merangsang siswa untuk berpikir, misalnya melalui pertanyaanpertanyaan
yang mengandung teka-teki sehingga mendorong siswa untuk tertarik memperhatikan
demonstrasi.
b) Ciptakan suasana yang
menyejukkan dengan menghindari suasana yang menegangkan.
c) Yakinkan bahwa semua siswa
mengikuti jalannya demonstrasi dengan memerhatikan reaksi seluruh siswa.
d) Berikan kesempatan kepada siswa
untuk secara aktif memikirkan lebih lanjut sesuai dengan apa yang dilihat dari
proses demonstrasi itu.
3) Langkah mengakhiri demonstrasi.
Apabila demonstrasi selesai
dilakukan, proses pembelajaran perlu diakhiri dengan memberikan tugas-tugas
tertentu yang ada kaitannya dengan pelaksanaan demonstrasi dan proses
pencapaian tujuan pembelajaran. Hal ini diperlukan untuk meyakinkan apakah
siswa memahami proses demonstrasi itu atau tidak. Selain memberikan tugas yang
relevan, ada baiknya guru dan siswa melakukan evaluasi bersama tentang jalannya
proses demonstrasi
itu
untuk perbaikan selanjutnya.
c.
Diskusi
Metode diskusi adalah metode
pembelajaran yang menghadapkan siswa pada suatu permasalahan. Tujuan utama
metode ini adalah untuk memecahkan suatu permasalahan, menjawab pertanyaan,
menambah dan memahami pengetahuan siswa, serta untuk membuat suatu keputusan
(Killen, 1998). Karena itu, diskusi bukanlah debat yang bersifat mengadu argumentasi.
Diskusi lebih bersifat bertukar pengalaman untuk menentukan keputusan tertentu
secara bersama-sama. Selama ini banyak guru yang merasa keberatan untuk
menggunakan metode diskusi dalam
proses pembelajaran.
Secara umum ada dua jenis diskusi
yang biasa dilakukan dalam proses pembelajaran. Pertama, diskusi kelompok.
Diskusi ini dinamakan juga diskusi kelas. Pada diskusi ini permasalahan yang
disajikan oleh guru dipecahkan oleh kelas secara keseluruhan. Pengatur jalannya
diskusi adalah guru.
Kedua, diskusi kelompok kecil. Pada diskusi
ini siswa dibagi dalam beberapa kelompok.
Setiap kelompok terdiri dari 3-7
orang. Proses pelaksanaan diskusi ini
dimulai dari guru menyajikan
masalah dengan beberapa submasalah. Setiap
kelompok memecahkan submasalah yang
disampaikan guru. Proses diskusi
diakhiri dengan laporan setiap
kelompok.
Langkah-langkah Melaksanakan
Diskusi
Agar penggunan diskusi berhasil
dengan efektif, maka perlu dilakukan
langkah-langkah sebagai berikut:
a. Langkah Persiapan
Hal-hal yang harus diperhatikan
dalam persiapan diskusi di antaranya:
1) Merumuskan tujuan yang ingin
dicapai, baik tujuan yang bersifat umum maupun tujuan khusus.
2) Menentukan jenis diskusi yang
dapat dilaksanakan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai..
3) Menetapkan masalah yang akan
dibahas.
4) Mempersiapkan segala sesuatu
yang berhubungan dengan teknis pelaksanaan diskusi, misalnya ruang kelas dengan
segala fasilitasnya, petugas-petugas diskusi seperti moderator, notulis, dan
tim perumus, manakala diperlukan.
b. Pelaksanaan Diskusi
Beberapa hal yang perlu
diperhatikan dalam melaksanakan diskusi adalah:
1) Memeriksa segala persiapan yang
dianggap dapat memengaruhi kelancaran diskusi.
2) Memberikan pengarahan sebelum
dilaksanakan diskusi, misalnya menyajikan tujuan yang ingin dicapai serta
aturan-aturan diskusi sesuai dengan jenis diskusi yang akan dilaksanakan.
3) Melaksanakan diskusi sesuai
dengan aturan main yang telah ditetapkan. Dalam pelaksanaan diskusi hendaklah
memerhatikan suasana atau iklim belajar yang menyenangkan, misalnya tidak
tegang, tidak saling menyudutkan, dan lain sebagainya.
4) Memberikan kesempatan yang sama
kepada setiap peserta diskusi untuk mengeluarkan gagasan dan ide-idenya.
5) Mengendalikan pembicaraan kepada
pokok persoalan yang sedang dibahas. Hal ini sangat penting, sebab tanpa
pengendalian biasanya arah pembahasan menjadi melebar dan tidak fokus.
c. Menutup Diskusi
Akhir dari proses pembelajaran
dengan menggunakan diskusi hendaklah
dilakuan hal-hal sebagai berikut:
1) Membuat pokok-pokok pembahasan
sebagai kesimpulan sesuai dengan hasil diskusi.
2) Me-review jalannya
diskusi dengan meminta pendapat dari seluruh peserta sebagai umpan balik untuk
perbaikan selanjutnya.
Adapun
kelebihan dan kekurangan Metode Diskusi
1. Kelebihan dan Kelemahan Metode
Diskusi
Ada beberapa kelebihan metode
diskusi, manakala diterapkan dalam kegiatan belajar mengajar.
a. Metode diskusi dapat merangsang
siswa untuk lebih kreatif, khususnya dalam memberikan gagasan dan ide-ide.
b. Dapat melatih untuk membiasakan diri
bertukar pikiran dalam mengatasi setiap permasalahan.
c. Dapat melatih siswa untuk dapat
mengemukakan pendapat atau gagasan secara verbal. Di samping itu, diskusi juga
bisa melatih siswa untuk menghargai pendapat orang lain.
d. Siswa belajar bermusyawarah
e. Siswa mendapat kesempatan untuk menguji tingkat pengetahuan
masing-masing.
f. Belajar menghargai pendapat orang lain.
g. Mengembangkan cara berpikir dan sikap ilmiah.
Selain beberapa kelebihan, diskusi
juga memiliki beberapa kelemahan, di antaranya:
a. Sering terjadi pembicaraan dalam
diskusi dikuasai oleh 2 atau 3 orang siswa yang memiliki keterampilan
berbicara.
b. Kadang-kadang pembahasan dalam
diskusi meluas, sehingga kesimpulan menjadi kabur.Ini menyebabkan sulit
menyimpulkan karena tidak ada penyelesaian.
c. Memerlukan waktu yang cukup
panjang, yang kadang-kadang tidak sesuai dengan yang direncanakan.
d. Dalam diskusi sering terjadi
perbedaan pendapat yang bersifat emosional yang tidak terkontrol. Akibatnya,
kadang-kadang ada pihak yang merasa tersinggung, sehingga dapat mengganggu
iklim pembelajaran.
d.
Simulasi
Simulasi berasal dari kata simulate
yang artinya berpura-pura atau berbuat seakan-akan. Sebagai metode
mengajar, simulasi dapat diartikan cara penyajian pengalaman belajar dengan menggunakan
situasi tiruan untuk memahami tentang konsep, prinsip, atau keterampilan
tertentu. Simulasi dapat digunakan sebagai metode mengajar dengan asumsi tidak
semua proses pembelajaran dapat dilakukan secara langsung pada objek yang
sebenarnya. Gladi resik merupakan salah satu contoh simulasi, yakni
memperagakan proses terjadinya suatu upacara tertentu sebagai latihan untuk
upacara sebenarnya supaya
tidak gagal dalam waktunya nanti.
Demikian juga untuk mengembangkan
pemahaman dan penghayatan terhadap
suatu peristiwa, penggunaan simulasi
akan sangat bermanfaat.
Metode simulasi bertujuan untuk:
(1) melatih keterampilan tertentu baik bersifat profesional maupun bagi
kehidupan sehari-hari, (2) memperoleh pemahaman tentang suatu konsep atau
prinsip, (3) melatih memecahkan masalah, (4) meningkatkan keaktifan belajar,
(5) memberikan motivasi belajar kepada siswa, (6) melatih siswa untuk
mengadakan kerjasama dalam situasi kelompok, (7) menumbuhkan daya kreatif
siswa, dan (8) melatih siswa untuk
mengembangkan sikap toleransi.
a. Kelebihan dan Kelemahan Metode
Simulasi
Terdapat beberapa kelebihan dengan
menggunakan simulasi sebagai metode mengajar, di antaranya adalah:
1) Simulasi
dapat dijadikan sebagai bekal bagi siswa dalam menghadapi situasi yang
sebenarnya kelak, baik dalam kehidupan keluarga, masyarakat, maupun menghadapi
dunia kerja.
2) Simulasi dapat mengembangkan
kreativitas siswa, karena melalui simulasi siswa diberi kesempatan untuk
memainkan peranan sesuai dengan topik yang disimulasikan.
3) Simulasi dapat memupuk
keberanian dan percaya diri siswa.
4) Memperkaya pengetahuan, sikap,
dan keterampilan yang diperlukan dalam menghadapi berbagai situasi sosial yang
problematis.
5) Simulasi dapat meningkatkan
gairah siswa dalam proses permbelajaran. Di samping memiliki kelebihan,
simulasi juga mempunyai kelemahan, di antaranya:
1) Pengalaman yang diperoleh
melalui simulasi tidak selalu tepat dan sesuai
dengan kenyataan di lapangan.
2) Pengelolaan yang kurang baik,
sering simulasi dijadikan sebagai alat hiburan,
sehingga tujuan pembelajaran
menjadi terabaikan.
3) Faktor psikologis seperti rasa
malu dan takut sering memengaruhi siswa
dalam melakukan simulasi.
c. Langkah-langkah Simulasi
1) Persiapan Simulasi
a) Menetapkan topik atau masalah
serta tujuan yang hendak dicapai oleh simulasi.
b) Guru memberikan gambaran masalah
dalam situasi yang akan disimulasikan.
c) Guru menetapkan pemain yang akan
terlibat dalam simulasi, peranan
yang harus dimainkan oleh para
pemeran, serta waktu yang disediakan.
d) Guru memberikan kesempatan
kepada siswa untuk bertanya khususnya
pada siswa yang terlibat dalam
pemeranan simulasi.
2) Pelaksanaan Simulasi
a) Simulasi mulai dimainkan oleh
kelompok pemeran.
b) Para siswa lainnya mengikuti
dengan penuh perhatian.
c) Guru hendaknya memberikan
bantuan kepada pemeran yang mendapat kesulitan.
d) Simulasi hendaknya dihentikan
pada saat puncak. Hal ini dimaksudkan untuk mendorong siswa berpikir dalam
menyelesaikan masalah yang sedang disimulasikan.
3) Penutup
a) Melakukan diskusi baik tentang
jalannya simulasi maupun materi cerita yang disimulasikan.Guru harus mendorong
agar siswa dapat memberikan kritik dan tanggapan terhadap proses pelaksanaan
simulasi.
b)
Merumuskan kesimpulan.
E. TUGAS DAN RESITASI.
METODE PEMBERIAN TUGAS BELAJAR DAN
RESITASI
Metode ini mengandung tiga unsur ialah:
o
Pemberian tugas.
o
Belajar.
o
Resitasi.
Tugas, merupakan suatu pekerjaan yang harus diselesaikan. Pemberian tugas
sebagai suatu metode mengajar merupakan suatu pemberian pekerjaan oleh guru
kepada siswa untuk mencapai tujuan pengajaran tertentu. Dengan pemberian tugas
tersebut siswa belajar, mengerjakan tugas. Dalam melaksanakan kegiatan belajar,
siswa diharapkan memperoleh suatu hasil ialah perubahan tingkah laku tertentu
sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Tahap terakhir dan pemberian tugas
ini adalah resitasi yang berarti melaporkan atau menyajikan kembali tugas yang
telah dikerjakan atau dipelajari. Jadi metode pembenian tugas belajar dan
resitasi atau biasanya disingkat metode resitasi merupakan suatu metode
mengajar dimana guru membenkan suatu tugas, kemudian siswa harus mempertanggung
jawabkan hasil tugas tersebut. Resitasi sering disamakan dengan "home
work" (pekerjaan rumah), padahal sebenarnya berbeda. Pekerjaan
rumah (PR) mempunyai pengertian yang lebih khusus, ialah tugas-tugas yang
diberikan oleh guru, dikerjakan siswa di rumah. Sedangkan resitasi, tugas yang
dibenikan oleh guru tidak sekedar dilaksanakan di rumah, melainkan dapat
dikerjakan di perpustakaan, laboratonium, atau ditempat-tempat lain yang ada
hubungannya dengan tugas/pelajaran yang diberikan.
Adapun kelebihan dan kekurangan
Kelebihan :
Kelebihan :
1. Memberi kesempatan kepada siswa untuk belajar lebih banyak.
2. Memupuk rasa tanggung jawab.
3. Memperkuat motivasi belajar.
4. Menjalin hubungan antara sekolah dengan keluarga.
5. Mengembangkan keberanian berinisiatif.
Kelemahan :
1. Memerlukan pengawasan yang ketat, baik oleh guru maupun orang tua.
2. Sukar menetapkan apakah tugas dikerjakan oleh siswa
sendiri atau atas bantuan orang lain.
3. Banyak kecenderungan untuk saling mencontoh dengan teman-teman.
4. Agak sulit diselesaikan oleh siswa yang tinggal
bersama keluarga yang kurang teratur.
5. Dapat menimbulkan frustasi bila gagal menyelesaikan tugas.
.
Langkah-langkah
menggunakan metode tugas/resitasi:
1.
Pemberian Tugas
Tugas
yang diberikan kepada siswa hendaknya mempertimbangkan; tujuan yang akan
dicapai, jenis tugas dan tepat, sesuai dengan kemampuan siswa, ada petunjuk
yang dapat membantu dan sediakan waktu yang cukup.
2.
Langkah Pelaksanaan Tugas
a)
Diberikan bimbingan/pengawasan oleh guru.
b)
Diberikan dorongan sehingga anak mau melaksanakannya.
c)
Diusahakan atau dikerjakan oleh anak sendiri.
d)
Mencatat semua hasil yang diperoleh dengan baik dan sistematik
F. Metode Tanya Jawab
Metode tanya jawab adalah metode
mengajar yang memungkinkan terjadinya komunikasi langsung yang bersifat two
way traffic sebab pada saat yang sama terjadi dialog antara guru dan siswa.
Guru bertanya siswa menjawab atau siswa bertanya guru menjawab. Dalam
komunikasi ini terlihat adanya hubungan timbal balik secara langsung antara
guru.
Beberapa hal yang penting
diperhatikan dalam metode tanya jawab ini
antara lain:
1. Tujuan yang akan dicapai dari
metode tanya jawab.
1) Untuk mengetahui sampai sejauh
mana materi pelajaran yang telah dikuasai oleh siswa.
2) Untuk merangsang siswa berfikir.
3) Memberi kesempatan pada siswa
untuk mengajukan masalah yang belum dipahami.
2. Jenis pertanyaan.
Pada dasarnya ada dua pertanyaan
yang perlu diajukan, yakni pertanyaan ingatan dan pertanyaan pikiran:
1) Pertanyaan ingatan, dimaksudkan
untuk mengetahui sampai sejauh mana pengetahuan sudah tertanam pada siswa.
Biasanya pertanyaan berpangkal kepada apa, kapan, di mana, berapa, dan yag
sejenisnya.
2) Pertanyaan pikiran, dimaksudkan
untuk mengetahui sampai sejauh mana cara berpikir anak dalam menanggapi suatu
persoalan. Biasanya pertanyaan ini dimulai dengan kata mengapa, bagaimana.
3. Tehnik mengajukan pertanyaan.
Berhasil tidaknya metode tanya
jawab, sangat bergantung kepada tehnik guru dalam mengajukan pertanyaanya.
Metode tanya jawab biasanya dipergunakan apabila:
1) Bermaksud mengulang bahan
pelajaran.
2) Ingin membangkitkan siswa
relajar.
3) Tidak terlalu banyak siswa.
4) Sebagai selingan metode ceramah.
F. TANYA JAWAB
METODE
TANYA-JAWAB
Dalam menggunakan metode mengajar, tidak hanya guru saja yang senantiasa berbicara seperti halnya dengan metode ceramah, melainkan mencakup pertanyaan-pertanyaan dan penyumbangan ide-ide dari pihak siswa. Cara pengajaran yang seperti ini dapat dibedakan dalam dua jenis ialah: (1) metode tanya-jawab, dan (2) metode diskusi.
Perbedaan pokok diantara metode tanya-jawab dengan metode diskusi terletak pada:
1.
Corak pertanyaan yang
diajukan guru.
2.
Sifat pengambilan bagian
yang diharapkan dari pihak siswa. Pada hakekatnya metode tanya jawab berusaha
menanyakan apakah siswa telah mengetahui fakta-fakta tertentu yang sudah
diajarkan, dalam hal lain guru juga bermaksud ingin mengetahui tingkat-tingkat
proses pemikiran siswa. Melalui metode tanya-jawab guru ingin mencari jawaban
yang tepat dan faktuaL Sebaliknya dengan metode diskusi, guru mengemukakan
pertanyaan-pertanyaan yang agak berbeda sifatnya. Di sini guru merangsang siswa
untuk menggunakan fakta-fakta yang telah dipelajari untuk memecahkan suatu
persoalan. Pertanyaan seperti ini biasanya tidak mempunyai jawaban yang tepat
dan tunggal, melainkan lebih dari sebuah jawaban.
Dari penjelasan tersebut kita ketahui bahwa metode tanya jawab mempunyai
hubungan dengan metode apakah yang sedang dipakai guru metode ini sering sukar
dibedakan, tujuan dan teknik masing-masing cukup mempunyai perbedaan yang besar
sehingga dalam uraian ini seyogianya dibedakan.
Metode tanya-jawab digunakan dengan maksud :
a.
Melanjutkan (meninjau)
pelajaran yang lalu
b.
Menyelingi pembicaraan
untuk mendapatkan kerjasama siswa
c.
Memimpin pengamatan dan
pemikiran siswa.
Kelebihan dan kelemahan metode tanya-jawab :
Kelebihan :
a.
Kelas lebih aktif karena
siswa tidak sekedar mendengarkan saja
b.
Memberi kesempatan
kepada siswa untuk bertanya sehingga guru mengetahui hal-hal yang belum
dimengerti oleh para siswa
c.
Guru dapat mengetahui
sampai di mana penangkapan siswa terhadap segala sesuatu yang diterangkan.
Kelemahannya :
a.
Dengan tanya jawab
kadang-kadang pernbicaraan menyimpang dari pokok persoalan bila dalarn
mengajukan pertanyaan, siswa rnenyinggung hal-hal lain walaupun masih ada
hubungannya dengan pokok yang dibicarakan. Dalarn hal ini sering tidak
terkendalikan sehingga membuat persoalan baru.
b.
Mernbutuhkan waktu lebih
banyak.
G. KERJA KELOMPOK
METODE KERJA KELOMPOK
Kerja kelompok dapat diartikan sebagai suatu kegiatan belajar-mengajar dimana siswa dalam suatu kelas dipandang sebagai suatu kelompok atau dibagi atas kelompok-kelompok kecil untuk mencapai suatu tujuan pengajaran tertentu. Sebagai metode mengajar, kerja kelompok dapat dipakai untuk mencapai barmacam macam tujuan pengajaran. Pelaksanaannya tergantung pada beberapa fäktor misalnya tujuan khusus yang akan dicapai, umur, kemampuan siswa, serta fasilitas pengajaran di dalam keIas.
Penggunaan metode kerja kelompok :
a.
Pengelompokan untuk
mengatasi kekurangan alat-alat pelajaran :
Dalam sebuah kelas, guru akan mengajarkan Sejarah Mesir kuno; Ia tidak mempunyai bahan bacaan yang cukup untuk tiap siswa. Maka untuk memberi kesempatan yang sebesar-besamya kepada siswa, kelas dibagi atas beberapa kelompok. Tiap kelompok diberi sebuah buku untuk dibaca dan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang telab disediakan guru.
Dalam sebuah kelas, guru akan mengajarkan Sejarah Mesir kuno; Ia tidak mempunyai bahan bacaan yang cukup untuk tiap siswa. Maka untuk memberi kesempatan yang sebesar-besamya kepada siswa, kelas dibagi atas beberapa kelompok. Tiap kelompok diberi sebuah buku untuk dibaca dan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang telab disediakan guru.
b.
Pengelompokan atas dasar
perbedaan kemampuan belajar :
Di suatu kelas, guru dihadapkan pada persoalan bagai mana melaksanakan tugas sebaik-baiknya terhadap kelas yang sifatnya heterogen, yakin berbeda-beda dalam kemampuan belajar. Pada waktu pelajaran matematika, Ia menemukan bahwa ada lima orang siswa tidak sanggup memecahkan soal seperti teman-teman lainnya. Guru menyadari bahwa ia tidak mungkin rnengajar kelas dengan menyamaratakan seluruh siswa, karena ada perbedaan dalam kesanggupan belajar. Maka ia membagi para siswa dalam beberapa kelompok dengan anggota yang mempunyai kemampuan setaraf kemudian diberi tugas sesuai dengan kemampuan mereka. Sekali-kali ia meninjau secara bergilir untuk melihat kelompok mana yang membutuhkan pertolongan atau perhatian sepenuhnya.
Di suatu kelas, guru dihadapkan pada persoalan bagai mana melaksanakan tugas sebaik-baiknya terhadap kelas yang sifatnya heterogen, yakin berbeda-beda dalam kemampuan belajar. Pada waktu pelajaran matematika, Ia menemukan bahwa ada lima orang siswa tidak sanggup memecahkan soal seperti teman-teman lainnya. Guru menyadari bahwa ia tidak mungkin rnengajar kelas dengan menyamaratakan seluruh siswa, karena ada perbedaan dalam kesanggupan belajar. Maka ia membagi para siswa dalam beberapa kelompok dengan anggota yang mempunyai kemampuan setaraf kemudian diberi tugas sesuai dengan kemampuan mereka. Sekali-kali ia meninjau secara bergilir untuk melihat kelompok mana yang membutuhkan pertolongan atau perhatian sepenuhnya.
c.
Pengelompokan atas dasar
perbedaan minat belajar :
Pada suatu saat para siswa perlu mendapat kesempatan untuk memilih suatu
pokok bahasan yang sesuai dengan minatnya. Untuk keperluan ini guru memberikan
suatu pokok bahasan yang terdiri dari beberapa sub-pokok bahasan. Siswa yang
berminat sama dapat berkumpul pada suatu kelompok untuk mempelajari sub-pokok
bahasan yang dimaksud.
d.
Pengelompokan untuk
memperbesar partisipasi tiap siswa :
Di suatu kelas, guru sedang mengajarkan kesusastraan. Ia memilih suatu
masalah tentang lahirnya sastra baru. Dikemukakanlah masalah-masalah khusus,
satu diantaranya ialah mengapa ada pendapat yang mengatakan bahwa
kesadaran kebangsaanlah yang menjadi perbedaan hakiki antara kesusastraan
Melayu dengan kesusastraan Indonesia. Guru tidak mempunyai waktu yang
berlebihan, akan tetapi ia mengingjnkan setiap siswa berpartisipasi secara
penuh. Untuk setiap masalah diperlukan pendapat atau diskusi. Maka dipecahkan
kesatuan kelas itu menjadi kelompok-kelompok yang lebih kecil dengan tugas
membahas permasalahan tersebut dalam waktu yang sangat terbatas. Selesai
pembahasan kelompok, setiap kelompok rnengemukakan pendapat yang dianggap
pendapat kelompok tersebut. Cara mengajar ini dimaksudkan untuk merangsang tiap
siswa agar ikut serta dalam setiap masalab secara intensif. Tak ada seorangpun
diantara mereka yang merasa mendapat tugas lebih berat dari pada yang lain. Pengelompokkan
sementara dan pendek semacam ini disebut juga rapat kilat.
e.
Pengelompokan untuk
pembagian pekerjaan :
Pengelompokkan ini didasarkan pada luasnya masalah, serta membutuhkan waktu
untuk mem peroleh berbagal informasi yang dapat menunjang pemecahan persoalan.
Untuk keperluan ini pokok persoalan harus diuraikan dahulu menjadi beberapa
aspek yang akan dibagikan kepada tiap kelompok (tiap kelompok menyelesaikan
satu aspek persoalan). Siswa harus mengumpulkan data, baik dari lingkungan
sekitar maupun melalui bahan kepustakaan. Oleh karena itu proyek ini tidak
mungkin diselesaikan dalam waktu dekat seperti halnya rapat kilat, melainkan
kemungkinan membutuhkan waktu beberapa minggu. Jadi pengelompokkan disini
bertujuan membagi pekerjaan yang mempunyai cakupan agak luas. Kerja kelonipok
ini membutuhkan waktu yang panjang.
f.
Pengelompokan untuk
belajar bekerja sama secara efisien menuju ke suatu tujuan :
Langkah pertama adalah menjelaskan tujuan dari tugas yang harus dikerjakan siswa, kemudian membagi siswa menurut jenis dan sifat tugas, mengawasi jalannya kerja kelompok, dan menyimpulkan kemajuan kelompok. Di sini jelas walaupun siswa bekerja dalam kelompok masing-masing dan melaksanakan bagiannya sendiri-sendiri, namun mereka harus memusatkan perhatian pada tujuan yang akan dicapai, dan menjaga agar jangan sampai keluar dan persoalan pokok. Lain halnya dengan pengelompokkan untuk pembagian pekerjaan seperti tersebut di atas, tugas kelompok di sini tidak penlu diselesaikan dalam jangka waktu panjang, guru dapat memilih persoalan yang dapat didlskusikan di kelas.
Langkah pertama adalah menjelaskan tujuan dari tugas yang harus dikerjakan siswa, kemudian membagi siswa menurut jenis dan sifat tugas, mengawasi jalannya kerja kelompok, dan menyimpulkan kemajuan kelompok. Di sini jelas walaupun siswa bekerja dalam kelompok masing-masing dan melaksanakan bagiannya sendiri-sendiri, namun mereka harus memusatkan perhatian pada tujuan yang akan dicapai, dan menjaga agar jangan sampai keluar dan persoalan pokok. Lain halnya dengan pengelompokkan untuk pembagian pekerjaan seperti tersebut di atas, tugas kelompok di sini tidak penlu diselesaikan dalam jangka waktu panjang, guru dapat memilih persoalan yang dapat didlskusikan di kelas.
Kelebihan dan kelemahan kerja kelompok :
Kelebihan :
a.
Dapat memupuk nasa
kenjasama.
b.
Suatu tugas yang luas
dapat segera diselesaikan.
c.
Adanya persaingan yang
sebat.
Kelemahan :
a.
Adanya sifat-sifat pribadi
yang ingin menonjolkan diri atau sebaliknya yang lemah merasa rendah diri dan
selalu tergantung kepada orang lain.
b.
Bila kecakapan tiap
anggota tidak seimbang, akan rnenghambat kelancaran tugas, atau didominasi oleh
seseorang.
H. TEAM TEACHING
Team
Teaching pada dasarnya ialah metode mengajar dua orang guru atau lebih
bekerja sama mengajar sebuah kelompok siswa, jadi kelas dihadapi beberapa guru.
Sistem regu banyak macamnya, sebab
untuk satu regu tidak senantiasaguru secara formal saja, tetapi dapat
melibatkan orang luar yang dianggap perlu sesuai dengan keahlian yang
dibutuhkan. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan metode Team
Teaching.
a. Harus ada program pelajaran yang
disusun bersama oleh team tersebut,
sehingga betul-betul jelas dan
terarah sesuai dengan tugas masing-masing dalam team tersebut.
b. Membagi tugas tiap topik kepada
guru tersebut, sehingga masalah bimbingan
pada siswa terarah dengan baik.
c. Harus dicegah jangan sampai
terjadi jam bebas akibat ketidak hadiran seseorang
guru
anggota tim.
I. METODE DRILL (LATIHAN)
Drill merupakan suatu cara mengajar dengan memberikan latihan-latihan terhadap apa yang telah dipelajari siswa sehingga memperoleh suatu keterampilan tertentu. Kata latihan mengandung arti bahwa sesuatu itu selalu diulang-ulang, akan tetapi bagaimanapun juga antara situasi belajar yang pertama dengan situasi belajar yang realistis, ia akan berusaha melatih keterampilannya. Bila situasi belajar itu diubah-ubah kondisinya sehingga menuntut respons yang berubah, maka keterampilan akan lebih disempurnakan.
Ada keterampilan yang dapat disempurnakan dalam jangka waktu yang pendek dan ada yang membutuhkan waktu cukup lama. Perlu diperhatikan latihan itu tidak diberikan begitu saja kepada siswa tanpa pengertian, jadi latihan itu didahului dengan pengertian dasar.
Drill wajar digunakan untuk :
§ Kecakapan motoris, misalnya : menggunakan alat-alat (musik, olahraga,
menari, pertukangan dan sebagainya).
§ Kecakapan mental, misalnya: Menghafal, menjumlah, menggalikan, membagi dan
sebagainya.
Hal-hal yang perlu diperhatikan :
§
Tujuan harus dijelaskan
kepada siswa sehingga selesai latihan mereka diharapkan dapat mengerjakan
dengan tepat sesuai apa yang diharapkan.
§
Tentukan dengan jelas
kebiasaan yang dilatihkan sehingga siswa mengetahui apa yang harus dikerjakan.
§
Lama latihan harus
disesuaikan dengan kemampuan siswa.
§
Selingilah latihan agar
tidak membosankan.
§
Perhatikan
kesalahan-kesalahan umum yang dilakukan siswa untuk perbaikan secara kiasikal
sedangkan kesalahan perorangan dibetulkan secara perorangan pula.
Kelebihan dan kelemahan :
Kelebihan :
1. Pengertian siswa lebih luas melalui latihan berulang-ulang.
2. Siswa siap menggunakan keterampilannya karena sudah dibiasakan.
Kelemahan :
1. Siswa cenderung belajar secara mekanis.
2. Dapat rnenyebabkan kebosanan.
3. Mematikan kreasi siswa.
4. Menimbulkan verbalisme (tahu kata-kata tetapi tak tahu arti).
J. KARYA WISATA
METODE KARYAWISATA
Dengan metode karyawisata, guru mengajak siswa ke suatu tempat (objek) tertentu untuk mempelajari sesuatu dalam rangka suatu pelajaran di sekolah. Berbeda dengan darmawisata, di sini para siswa sekedar pergi ke suatu tempat untuk rekreasi. Metode karyawisata berguna bagi siswa untuk membantu mereka memahami kehidupan ril dalam lingkungan beserta segala masalahnya . Misalnya, siswa diajak ke museum, kantor, percetakan, bank, pengadilan, atau ke suatu tempat yang mengandung nilai sejarah/kebudayaan tertentu.
Langkah-langkah pelaksanaan :
a.
Persiapan :
Merencanakan tujuan karyawisata. Untuk menetapkan tujuan ini ditunjuk suatu panitia dibawah bimbingan guru, untuk mengadakan survei ke obyek yang dituju. Dalam kunjungan pendahuluan ini sudah harus diperoleh data tentang objek antara lain tentang lokasi, aspek-aspek yang dipelajari, jalan yang ditempuh, penginapan, makan dan biaya transportasi, bila objek yang dituju jauh.
Merencanakan tujuan karyawisata. Untuk menetapkan tujuan ini ditunjuk suatu panitia dibawah bimbingan guru, untuk mengadakan survei ke obyek yang dituju. Dalam kunjungan pendahuluan ini sudah harus diperoleh data tentang objek antara lain tentang lokasi, aspek-aspek yang dipelajari, jalan yang ditempuh, penginapan, makan dan biaya transportasi, bila objek yang dituju jauh.
b.
Perencanaan :
v Hasil kunjungan pendahuluan (survei) dibicarakan bersama dalam rangka
menyusun perencanaan yang meliputi: tujuan karyawisata, pembagian objek sesuai
dengan tujuan,jenis objek sesuai dengan tujuan, jenis objek serta jumlah siswa.
v Dibentuk panitia secara lengkap, termasuk ketua tiap kelompok/seksi.
v Menentukan metode mengumpulkan data, mungkin berwujud wawancara, pengamatan
langsung, dokumentasi.
v Penyusunan acara selama karyawisata berlangsung. Kepada para siswa harus
ditanamkan disiplin dalam mentaati jadwal yang telah direncanakan sehingga
pelaksanaan berjalan lancar sesuai dengan rencana.
v Mengurus perizinan.
v Menentukan biaya, penginapan, konsumsi serta peralatan yang diperlukan.
c.
Pelaksanaan :
Siswa melaksanakan tugas sesuai dengan pembagian yang telah ditetapkan dalam rencana kunjungan, sedangkan guru mengawasi, membimbing, bila perlu menegur sekiranya ada siswa yang kurang mentaati tata tertib sesuai acara.
Siswa melaksanakan tugas sesuai dengan pembagian yang telah ditetapkan dalam rencana kunjungan, sedangkan guru mengawasi, membimbing, bila perlu menegur sekiranya ada siswa yang kurang mentaati tata tertib sesuai acara.
d.
Pembuatan laporan :
Hasil yang diperoleh dan kegiatan karyawisata ditulis dalam bentuk laporan
yang formatnya telah disepakati bersama.
3. Jelaskan
langkah-langkah serta kelebihan dan kekurangan dari strategi pembelajaran :
A. EKSPOSITORI
metode ekspositori
metode ekspositori adalah metode mengajar dengan cara
menyampaikan ide atau gagasan dengan lisan atau tulisan. cara memberikan suatu
informasi kepada peserta didik sebelumnya telah diolah tuntas oleh guru. dalam
proses belajar mengajar, komunikasi hanya berpusat pada guru, siswa hanya
sekali-sekali dapat bertanya. metode ekspositori.
metode ekspositori pada umumnya sama dengan metode
ceramah bila ditinjau dari cara memberikan informasi dan pengajarannya yang
berpusat pada guru. namun russefendi (1988:289) membedakan antara keduanya
dengan melihat dominasi guru. pada metode ekspositori dominasi guru banyak
dikurangi. guru tidak terus berbicara, tetapi guru memberikan
informasi pada saat atau pada bagian-bagian yang diperlukan. misalnya
pada permulaan pengajaran, menerangkan materi, waktu memberikan
contoh-contoh soal, dan sebagainya. karena itu dilihat dari dominasi guru dalam
kegiatan belajar mengajar metode ceramah lebih terpusat kepada guru dibanding
metode ekspositori.
menurut ausebel (russefendi, 1988:290) bahwa “metode
ekspositori yang baik adalah cara mengajar yang efektif dan efesien dalam
menanamkan konsep belajar bermakna”. jadi bila metode ekspositori dipergunakan
sebagaimana mestinya, dan sesuai dengan situasi dan kondisinya maka akan
menjadi metode yang paling efektif. ini tidak berarti bahwa bila metode ini
dipergunakan untuk semua topik matematika untuk semua kelas dan kondisi dan
situasi apapun, akan menjadi metode terbaik. karakteristik yang membedakan
metode ekspositori dengan metode yang lain adalah bahwa pada metode ekspositori
guru lebih dominan, yaitu guru mengontrol alur pengajaran dalam memberikan
informasi/materi. metode ekspositori.
adapun prosedur atau langkah-langkah pelaksanaan
metode ekspositori dalam pengajaran matematika adalah sebagai berikut:
- mengetahui dengan jelas dan merumuskan secara khusus tujuan penyampaian atau hal-hal yang hendak dipelajari oleh siswa.
- menyusun materi yang akan disampaikan sebaik-baiknya sehingga dapat dimengerti dengan jelas, menarik perhatian siswa.
- menyampaikan informasi / materi kepada siswa.
- tanya jawab tentang hal-hal yang belum dimengerti oleh siswa.
- memberikan contoh-contoh soal dan menjelaskan kepada siswa.
- siswa mencatat hal-hal yang dianggap perlu.
- guru memberikan soal-soal latihan dan dikerjakan oleh siswa sesuai dengan contoh-contoh soal. (aris, 2000:19)
kelebihan dan kekurangan metode
ekspositori
kelebihannya metode ekspositori :
- mengajar terencana, isi silabus dapat diselesaikan menurut jadwal.
- dapat dipakai pada kelas yang besar maupun yang kecil.
- memungkinkan guru menguasai keadaan kelas.
- tidak terlalu banyak memerlukan alat bantu.
- waktu dan tenaga tidak terbuang.
- dapat mengulangi atau memberi pengantar pelajaran. metode ekspositori
kekurangan metode ekspositori :
- guru kurang dapat mengetahui sampai di mana siswa telah memahami materi.
- hanya sedikit pengajar yang dapat menjadi pembicara yang baik, sehingga pada siswa dapat terbentuk konsep lain yang tidak sesuai dengan yang dimaksud oleh guru.
- menyebabkan materi yang telah diajarkan cepat terlupa, karena siswa hanya menggunakan satu indera.
- menyebabkan siswa menjadi pasif.
- siswa cenderung untuk menghafal.
- menimbulkan rasa jenuh pada siswa sehingga tidak termotivasi lagi untuk belajar
B. PAKEM
Pengertian pakem
adalah sebuah model pembelajaran yang memungkinkan peserta didik mengerjakan
kegiatan yang beragam untuk mengembangkan keterampilan dan pemahaman dengan
penekanan kepada belajar sambil bekerja, sementara guru menggunakan berbagai
sumber dan alat bantu belajar termasuk pemanfaatan lingkungan supaya
pembelajaran lebih menarik, menyenangkan dan efektif.
alasan
penerapan pakem
pakem diterapkan karena dilatar belakangi oleh kenyataan bahwa pembelajaran model konvensional dinilai menjemukan kurang menarik bagi para peserta didik sehingga, berakibat kurang optimalnya penguasaan materi bagi peserta didik
hakikat pakem
dalam pakem terdapat empat pilar utama, yaitu a)aktif, b) kreatif, c) efektif, dan d) menyanangkan. sedangkan huruf "p" merupakan pembelajaran yang didefinisikan sebagai pengorganisasia atau pencintaan atau pengaturan suatu kondisi lingkungan yang sebaik - baiknya yang memungkinkan terjadinya belajar pada peserta didik. dengan demikian pada waktu peserta didik belajar, pilar - pilar pakem berikut harus dirancang :
pakem diterapkan karena dilatar belakangi oleh kenyataan bahwa pembelajaran model konvensional dinilai menjemukan kurang menarik bagi para peserta didik sehingga, berakibat kurang optimalnya penguasaan materi bagi peserta didik
hakikat pakem
dalam pakem terdapat empat pilar utama, yaitu a)aktif, b) kreatif, c) efektif, dan d) menyanangkan. sedangkan huruf "p" merupakan pembelajaran yang didefinisikan sebagai pengorganisasia atau pencintaan atau pengaturan suatu kondisi lingkungan yang sebaik - baiknya yang memungkinkan terjadinya belajar pada peserta didik. dengan demikian pada waktu peserta didik belajar, pilar - pilar pakem berikut harus dirancang :
- pembelajaran aktif, yaitu pembelajaran yang lebih berpusat pada peserta didik (student centered) dari pada berpusat pada guru (teacher centered). untuk mengaktifkan peserta didik, kata kunci yang dapat dipegang guru adalah adanya kegiatan yang dirancang untuk dilakukan siswa baik kegiatan berfikir (minds-on) dan berbuat (hands-on). fungsi dan perang guru lebih banyak sebagai fasilitator
- pembelajaran kreatif, yaitu pembelajaran ynag menstimulus siswa untuk mengembangkan gagasannya dengan memanfaatkan sumber belajar yang ada. strategi mengajar untuk mengembangkan kreatifitas siswa adalah :a) memberi kebebasan pada siswa untuk mengembangkan gagasan dan pengetahuan baru. b) bersikap respek dan menghargai ide-ide siswa c) penghargaan pada inisiatif dan kesadaran diri siswa. d) penekanan pada proses bukan penilaian hasil akhir karya siswa. d) memberikan waktu ynag cukup untuk siswa berfikir dan menghasilkan karya
- pembelajaran efektis, secara harfiah efektif memiliki makna berdampak, membawa pengaruh, memiliki akibat, dan membawa hasil. pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang menghasilkan apa yang harus dikuasai siswa setelah proses pembelajaran berlangsung
- pembelajaran yang menyenangkan, adalah suasana belajar mengajar yang menyenangkan sehingga siswa memusatkan perhatiannya secara penuh pada belajar sehigga waktu curah perhatian tinggi. menurut hasil penelitian, tinggi waktu curah terbukti meningkatkan hasil belajar.
komponen
pakem
dalam
pelaksanaan pembelajaran aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan, sekurang -
kurangnya ada empat komponen atau prinsip yang dapat diidentifikasi. keempat
komponen tersebut adalah :
- mengalami, dalam hal ini mengalami siswa belajar banyak melalui berbuat, pengalaman langsung mengaktifkan banyak indera. beberapa contoh bentuk kongkritnya adalah melakukan pengamatan, percobaan, penyelidikan, wawancara, penggunaan alat peraga.
- interaksi, interaksi antara siswa dengan siswa maupun siswa dengan guru perlu diupayakan agar tetap ada dan terjaga mempermudah dalam membangun makna. dengan interaksi pembelajaran menjadi lebih menarik, kesalahan makna berpeluang terkoreksi, makna yang terbangun semakin mantap dan kualitas hasil belajar meningkat.
- komunikasi, dapat diartikan sebagai cara menyampaikan apa yang kita ketahui. interaksi saja belum cukup jika tidak dilengkapi dengan komunikasi, karena interaksi akan lebih bermakna jika interaksi itu komunikatif. makna yang teekomunikasikan kepada orang lain secara terbuka memungkinkan untuk mendapat tanggapan. beberapa cara komunikasi yang dapat dilakukan misalnya dengan menjaga, presentasi laporan.
- refleksi, berarti memikirkan kembali apa yang diperbuat/dipikirkan. melalui refleksi kita dapat mengetahui efektifitas pembelajaran ynag sudah berlangsung. refleksi dapat memberikan peluang untuk memunculkan gagasan baru ynag dapat bermanfaat dalam berbaikan makna hasil pembelajaran. dengan refleksi kesalahan dapat dihindari sehingga tidak terulang lagi.
karakretistik
pakem
- pembelajarannya mengaktifkan peserta didik
- mendorong kreatifitas peserta didik dan guru
- pembelajarannya efektif
- pembelajaran menyenangkan utamanya bagi peserta didik
keunggulan
dan kelemahan pakem
keunggulan
pakem antara lain:
- mengalami : peserta didik terlibat secara aktif baik fisik, mental maupun emosional
- komunikasi : kegiatan pembelajaran memungkinkan terjadinya komunikasi antara guru dan peserta didik
- interaksi : kegiatan pembelajarannya memungkinkan terjadinya interaksi multi arah
- refleksi : kegiatan pembelajaran yang memungkinkan peserta didik memikirkan kembali apa yang telah dilakukan
kekurangan
pakem antara lain :
- membutuhkan dana, dalam pembelajaran yang pakem sering kita memakai media sehingga membutuhkan biaya yang lebih untuk menunjang proses pembelajaran
- pengembangan rpp, dalam pembelajaran pakem guru dituntut untuk kerja extra dalam pengembangan pembuatan rpp agar dapat menciptakan pembelajaran yang diinginkan
- manajemen kelas, dalam pembelajaran ini guru harus selalu dapat menciptakan suasana kelas yang kondusif dan menyenangkan
- kurangnya kreatifitas guru, dalam pembelajaran pakem guru cenderung malas untuk melalkukan pembelajaran yang inovatif
langkah -
langkah pembelajaran pakem
pakem adalah
pembelajaran aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan. langkah - langkah
pembelajaran pakem antara lain :
- review :guru dan siswa meninjau ulang pelajaran yang lampau
- pengembangan : guru senantiasa menyajikan ide baru dan peluasan konsep
- latihan terkontrol : guru memeriksa kemungkinan terjadinya miskonsepsi. dianjurkan dengan kerja kelompok
- seat work: siswa bekerja mandidri atau dalam kelompok dalam perluasan konsep
- laporan siswa peorangan/kelompok: hasil kerja individu/kelompok dilaporkan untuk jikalau perlu ada perbaikan
- pendalaman melalui permainan: anak diajak bermain dengan tujuan untuk memperdalam materi
- pajangan hasil karya : hasil karya dipajang, berfungsi sebagai apresiasi karya dan perpustakaan kelas/sudut baca
- pemberian pr untuk tindak lanjut : pr harus dikoreksi dan dinilai
implementasi
pembelajaran pakem di sd
gambaran pakem diperlihatkan dengan berbagai kegiatan yang terjadi selama pembelajaran. pada saat yang sama gambaran tersebut menunjukkan kemampuan yang perlu dikuasai guru untuk menciptakan keadaan tersebut. berikut tabel beberapa contoh kegiatan pembelajaran dan kemampuan guru :
gambaran pakem diperlihatkan dengan berbagai kegiatan yang terjadi selama pembelajaran. pada saat yang sama gambaran tersebut menunjukkan kemampuan yang perlu dikuasai guru untuk menciptakan keadaan tersebut. berikut tabel beberapa contoh kegiatan pembelajaran dan kemampuan guru :
- guru menggunakan alat bantu dan sumber belajar yang beragam : misal yang sesuai dengan pelajaran, guru menggunakan, alat yang tersedia atau yang dibuat sendiri, gambar, studi kasus, nara sumber, lingkungan, dll.
- guru memberi kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan keterampilan: misal a) siswa melakukan percobaan, pengamatan, atau wawancara. b) mengumpulkan data/jawaban dan mengelolahnya sendiri. c) menarik kesimpulan d) memecahkan masalah, mencari rumus sendiri. e) menulis laporan/hasil karya lain dengan kata - kata sendiri
- guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengungkapkan gagasannya sendri secara lisan atau tulisan : misal melalui diskusi, lebih banyak pertanyaan terbuka, hasil karya yang merupakan pemikiran anak sendiri.
- guru menyesuaikan bahan dan kegiatan baelajar dengan kemampuan siswa : misal siswa dikelompokkan sesuai dengan kemampuan (untuk kegiatan tertentu) bahan pelajaran disesuaikan dengan kemampuan kelompok tersentu, tugas perbaikan atau pengayaan diberikan
- guru mengaitkan pembelajaran dengan pengalaman siswa sehari - hari : misal siswa menceritakan pengalamannya sendiri, siswa menerapkan hal ynag dipelajari dalam kegiatan sehari - hari
c. JIGSAW
Model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw merupakan
model pembelajaran kooperatif dimana siswa belajar dalam kelompok kecil yang
terdiri dari 4 – 6 orang secara heterogen dan bekerja sama saling
ketergantungan yang positif dan bertanggung jawab atas ketuntasan bagian materi
pelajaran yang harus dipelajari dan menyampaikan materi tersebut kepada anggota
kelompok yang lain (Arends, 1997).
Para anggota dari tim-tim yang berbeda dengan topik
yang sama bertemu untuk diskusi (tim ahli) saling membantu satu sama lain
tentang topic pembelajaran yang ditugaskan kepada mereka. Kemudian siswa-siswa
itu kembali pada tim / kelompok asal untuk menjelaskan kepada anggota kelompok
yang lain tentang apa yang telah mereka pelajari sebelumnya pada pertemuan tim
ahli.
Pada model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw,
terdapat kelompok asal dan kelompok ahli. Kelompok asal yaitu kelompok induk
siswa yang beranggotakan siswa dengan kemampuan, asal, dan latar belakang
keluarga yang beragam. Kelompok asal merupakan gabungan dari beberapa ahli.
Kelompok ahli yaitu kelompok siswa yang terdiri dari anggota kelompok asal yang
berbeda yang ditugaskan untuk mempelajari dan mendalami topik tertentu dan
menyelesaikan tugas-tugas yang berhubungan dengan topiknya untuk kemudian
dijelaskan kepada anggota kelompok asal.
Hubungan antara kelompok asal dan kelompok ahli
digambarkan sebagai berikut (Arends, 1997) :
Kelompok Asal

Kelompok Ahli
Gambar. Ilustrasi Kelompok Jigsaw
Langkah-langkah dalam penerapan teknik Jigsaw adalah
sebagai berikut :
- Guru membagi suatu kelas menjadi beberapa kelompok, dengan setiap kelompok terdiri dari 4 – 6 siswa dengan kemampuan yang berbeda. Kelompok ini disebut kelompok asal. Jumlah anggota dalam kelompok asal menyesuaikan dengan jumlah bagian materi pelajaran yang akan dipelajari siswa sesuai dengan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Dalam tipe Jigsaw ini, setiap siswa diberi tugas mempelajari salah satu bagian materi pembelajaran tersebut. Semua siswa dengan materi pembelajaran yang sama belajar bersama dalam kelompok yang disebut kelompok ahli (Counterpart Group/CG). Dalam kelompok ahli, siswa mendiskusikan bagian materi pembelajaran yang sama, serta menyusun rencana bagaimana menyampaikan kepada temannya jika kembali ke kelompok asal. Kelompok asal ini oleh Aronson disebut kelompok Jigsaw (gigi gergaji). Misal suatu kelas dengan jumlah 40 siswa dan materi pembelajaran yang akan dicapai sesuai dengan tujuan pembelajarannya terdiri dari 5 bagian materi pembelajaran, maka dari 40 siswa akan terdapat 5 kelompok ahli yang beranggotakan 8 siswa dan 8 kelompok asal yang terdiri dari 5 siswa. Setiap anggota kelompok ahli akan kembali ke kelompok asal memberikan informasi yang telah diperoleh atau dipelajari dalam kelompok ahli. Guru memfasilitasi diskusi kelompok baik yang ada pada kelompok ahli maupun kelompok asal.

Gambar Contoh Pembentukan Kelompok Jigsaw
- Setelah siswa berdiskusi dalam kelompok ahli maupun kelompok asal, selanjutnya dilakukan presentasi masing-masing kelompok atau dilakukan pengundian salah satu kelompok untuk menyajikan hasil diskusi kelompok yang telah dilakukan agar guru dapat menyamakan persepsi pada materi pembelajaran yang telah didiskusikan.
- Guru memberikan kuis untuk siswa secara individual.
- Guru memberikan penghargaan pada kelompok melalui skor penghargaan berdasarkan perolehan nilai peningkatan hasil belajar individual dari skor dasar ke skor kuis berikutnya.
- Materi sebaiknya secara alami dapat dibagi menjadi beberapa bagian materi pembelajaran.
- Perlu diperhatikan bahwa jika menggunakan Jigsaw untuk belajar materi baru maka perlu dipersiapkan suatu tuntunan dan isi materi yang runtut serta cukup sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.
Kelemahan dah kelebihan Model pembelajaran kooperatif
tipe Jigsaw (Anonim)
Kelemahan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw
- Memerlukan persiapan yang lebih lama dan lebih kompleks misalnya seperti penyusunan kelompok asal dan kelompok ahli yang tempat duduknya nanti akan berpindah.
- Memerlukan dana yang lebih besar untuk mempersiapkan perangkat pembelajaran.
Kelebihan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw
- Memberikan kesempatan yang lebih besar kepada guru dan siswa dalam memberikan dan menerima materi pelajaran yang sedang disampaikan.
- Guru dapat memberikan seluruh kreativitas kemampuan mengajar.
- Siswa dapat lebih komunikatif dalam menyampaikan kesulitan yang dihadapi dalam mempelajari materi
- Siswa dapat lebih termotivasi untuk mendukung dan menunjukkan minat terhadap apa yang dipelajari teman satu timnya.
D. INKUIRI
Inkuiri
berasal dari kata to inquire yang berarti ikut serta, atau terlibat,
dalam mengajukan pertanyaan-pertanyaan, mencari informasi, dan melakukan
penyelidikan. Ia menambahkan bahwa pembelajaran inkuiri ini bertujuan untuk
memberikan cara bagi siswa untuk membangun kecakapan-kecakapan intelektual
(kecakapan berpikir) terkait dengan proses-proses berpikir reflektif. Jika
berpikir menjadi tujuan utama dari pendidikan, maka harus ditemukan cara-cara
untuk membantu individu untuk membangun kemampuan itu.
Selanjutnya
Sanjaya (2008;196) menyatakan bahwa ada beberapa hal yang menjadi ciri
utama strategi pembelajaran inkuiri. Pertama, strategi inkuiri
menekankan kepada aktifitas siswa secara maksimal untuk mencari dan menemukan,
artinya pendekatan inkuiri menempatkan siswa sebagai subjek belajar. Dalam
proses pembelajaran, siswa tidak hanya berperan sebagai penerima pelajaran
melalui penjelasan guru secara verbal, tetapi mereka berperan untuk menemukan
sendiri inti dari materi pelajaran itu sendiri. Kedua, seluruh
aktivitas yang dilakukan siswa diarahkan untuk mencari dan menemukan sendiri
dari sesuatu yang dipertanyakan, sehingga diharapkan dapat menumbuhkan sikap
percaya diri (self belief). Artinya dalam pendekatan inkuiri
menempatkan guru bukan sebagai sumber belajar, akan tetapi sebagai fasilitator
dan motivator belajar siswa. Aktvitas pembelajaran biasanya dilakukan melalui
proses tanya jawab antara guru dan siswa, sehingga kemampuan guru dalam
menggunakan teknik bertanya merupakan syarat utama dalam melakukan inkuiri. Ketiga,
tujuan dari penggunaan strategi pembelajaran inkuiri adalah mengembangkan
kemampuan intelektual sebagai bagian dari proses mental, akibatnya dalam
pembelajaran inkuiri siswa tidak hanya dituntut agar menguasai pelajaran, akan
tetapi bagaimana mereka dapat menggunakan potensi yang dimilikinya.
Berikut
ini adalah langkah-langkah inkuiri:
Sanjaya
(2008:202) menyatakan bahwa pembelajaran inkuiri mengikuti langkah-langkah
sebagai berikut:
A.
Orientasi
Pada
tahap ini guru melakukan langkah untuk membina suasana atau iklim pembelajaran
yang kondusif. Hal yang dilakukan dalam tahap orientasi ini adalah:
- Menjelaskan topik, tujuan, dan hasil belajar yang diharapkan dapat dicapai oleh siswa
- Menjelaskan pokok-pokok kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa untuk mencapai tujuan. Pada tahap ini dijelaskan langkah-langkah inkuiri serta tujuan setiap langkah, mulai dari langkah merumuskan merumuskan masalah sampai dengan merumuskan kesimpulan
- Menjelaskan pentingnya topik dan kegiatan belajar. Hal ini dilakukan dalam rangka memberikan motivasi belajar siswa.
B.
Merumuskan masalah
Merumuskan
masalah merupakan langkah membawa siswa pada suatu persoalan yang mengandung
teka-teki. Persoalan yang disajikan adalah persoalan yang menantang siswa untuk
memecahkan teka-teki itu. Teka-teki dalam rumusan masalah tentu ada jawabannya,
dan siswa didorong untuk mencari jawaban yang tepat. Proses mencari jawaban
itulah yang sangat penting dalam pembelajaran inkuiri, oleh karena itu melalui
proses tersebut siswa akan memperoleh pengalaman yang sangat berharga sebagai
upaya mengembangkan mental melalui proses berpikir.
C.
Merumuskan hipotesis
Hipotesis
adalah jawaban sementara dari suatu permasalahan yang dikaji. Sebagai jawaban
sementara, hipotesis perlu diuji kebenarannya. Salah satu cara yang dapat
dilakukan guru untuk mengembangkan kemampuan menebak (berhipotesis) pada setiap
anak adalah dengan mengajukan berbagai pertanyaan yang dapat mendorong siswa
untuk dapat merumuskan jawaban sementara atau dapat merumuskan berbagai perkiraan
kemungkinan jawaban dari suatu permasalahan yang dikaji.
D.
Mengumpulkan data
Mengumpulkan
data adalah aktifitas menjaring informasi yang dibutuhkan untuk menguji
hipotesis yang diajukan. Dalam pembelajaran inkuiri, mengumpulkan data
merupakan proses mental yang sangat penting dalam pengembangan intelektual.
Proses pemgumpulan data bukan hanya memerlukan motivasi yang kuat dalam
belajar, akan tetapi juga membutuhkan ketekunan dan kemampuan menggunakan
potensi berpikirnya.
E.
Menguji hipotesis
Menguji
hipotesis adalah menentukan jawaban yang dianggap diterima sesuai dengan data
atau informasi yang diperoleh berdasarkan pengumpulan data. Menguji hipotesis
juga berarti mengembangkan kemampuan berpikir rasional. Artinya, kebenaran
jawaban yang diberikan bukan hanya berdasarkan argumentasi, akan tetapi harus
didukung oleh data yang ditemukan dan dapat dipertanggungjawabkan.
F.
Merumuskan kesimpulan
Merumuskan
kesimpulan adalah proses mendeskripsikan temuan yang diperoleh berdasarkan
hasil pengujian hipotesis. Untuk mencapai kesimpulan yang akurat sebaiknya guru
mampu menunjukkan pada siswa data mana yang relevan.
Kelebihan
inkuiri :
1.
Model ini berasaskan strategi pemusatan oleh pelajar-pelajar dengan melibatkan
diri dalam aktivitas pembelajaran sepenuhnya.
2.
Menghasilkan pemahaman yang lebih mendalam terhadap oorumusan atau generalisasi
yang dibuat.
3.
Menimbulkan minat pelajar serta naluri ingin tahu pelajar terhadap aktiviti
pembelajaran yang dilakukan.
4.
Memberi peluang terhadap pelajar-pelajar menjalankan aktivitas pembelajran
secara bebas. 5. Pengalaman dan pengetahuan yang diperoleh murid-murid akan
kekal lama.
6.
Menggalakkan pelajar berfikir secara saintifik dan rasional
Kelemahan
model inkuiri:
1.
Model ini hanya sesuai kepada pelajar tahap dua di sekolah rendah
2.
Model ini memerlukan masa yang panjang.
3.
Pelajar yang kurang pengalaman akan kesulitan untuk mendapatkan hasil kajian
yang tepat.
4.
Model ini hanya sesuai kepada pelajar yang cerdas dan kurang sesuai kepada
pelajar yang lemah.
5.
Model ini ,memerlukan kecakapan guru untuk mengurus dan mengendalikan aktiviti
kajian
6.Hasil
dapatan yang kurang tepat mampu melemahkan pelajar.
E. CTL
Pola Pembelajaran CTL
Untuk mencapai kompetensi dengan menggunakan CTL guru melakukan langkah-langkah
pembelajaran seperti dibawah ini:
a) Pendahuluan
1. guru
menjelaskan kompetensi yang harus dicapai serta manfaat dari proses
pembelajaran dan pentingnya materi pelajaran yang akan dipelajari
2. guru
menjelaskan prosedur pembelajaran CTL:
§
siswa dibagi ke dalam beberapa
kelompok sesuai dengan jumlah siswa
§
tiap kelompok ditugaskan untuk
mendemonstrasikan materi تعارف dan
mencari kalimat yang menggunakan struktur kalimat
§
melalui demonstrasi tersebut siswa
ditugaskan untuk mencari/menganalisa struktur kalimat
1. guru
melakukan tanya jawab sekitar tugas yang harus dikerjakan oleh setiap siswa
b) Inti dibagi 2 dilapangan dan di dalam
kelas.
Di Lapangan
1. siswa
melakukan analisis/observasi mengenai materi تعارف dengan struktur kalimatnya bersama dengan kelompoknya
2. siswa
mencatat hal-hal yang berkenaan dengan struktur kalimat
Di dalam kelas
1. siswa
mendiskusikan hasil temuan mereka sesuai dengan kelompoknya masing-masng
2. siswa
melaporkan hasil diskusi
3. setiap
kelompok menjawab setiap pertanyaan yang diajukan kelompok lain
Kelebihan CTL:
1. Pembelajaran menjadi lebih bermakna dan riil. Artinya siswa dituntut
untuk dapat menagkap hubungan antara pengalaman belajar di sekolah dengan
kehidupan nyata. Hal ini sangat penting, sebab dengan dapat mengorelasikan
materi yang ditemukan dengan kehidupan nyata, bukan saja bagi siswa materi itu
akan berfungsi secara fungsional, akan tetapi materi yang dipelajarinya akan
tertanam erat dalam memori siswa, sihingga tidak akan mudah dilupakan.
2. Pembelajaran lebih produktif dan mampu menumbuhkan penguatan konsep
kepada siswa karena metode pembelajaran CTL menganut aliran konstruktivisme,
dimana seorang siswa dituntun untuk menemukan pengetahuannya sendiri. Melalui
landasan filosofis konstruktivisme siswa diharapkan belajar melalui ”mengalami”
bukan ”menghafal”.
Kelemahan CTL:
Kelemahan CTL:
1. Guru lebih intensif dalam membimbing. Karena dalam metode CTL. Guru
tidak lagi berperan sebagai pusat informasi. Tugas guru adalah mengelola kelas
sebagai sebuah tim yang bekerja bersama untuk menemukan pengetahuan dan
ketrampilan yang baru bagi siswa. Siswa dipandang sebagai individu yang sedang
berkembang. Kemampuan belajar seseorang akan dipengaruhi oleh tingkat
perkembangan dan keluasan pengalaman yang dimilikinya. ADengan demikian, peran
guru bukanlah sebagai instruktur atau ” penguasa ” yang memaksa kehendak
melainkan guru adalah pembimbing siswa agar mereka dapat belajar sesuai dengan
tahap perkembangannya.
2. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan atau menerapkan
sendiri ide–ide dan mengajak siswa agar dengan menyadari dan dengan sadar
menggunakan strategi–strategi mereka sendiri untuk belajar. Namun dalam konteks
ini tentunya guru memerlukan perhatian dan bimbingan yang ekstra terhadap siswa
agar tujuan pembelajaran sesuai dengan apa yang diterapkan semula.
F. TGT
Model Pembelajaran TGT
adalah suatu tipe Model pembelajaran kooperatif yang menarik untuk digunakan
ketika mengajar di sekolah. Melalui Model pembelajaran ini diharapkan murid
bisa menerima pelajaran dengan baik ketika proses belajar mengajar berlangsung
- Mengajar: Guru menyampaikan materi
- Belajar kelompok: siswa belajar dengan menggunakan lembar kerja dalam kelompok untuk menguasai materi.
- Turnamen: siswa memainkan pertandingan akademik dalam regu yang berkemampuan homogen, masing-masing meja turnamen berisi 3 anggota.
- Penghargaan kelompok: skor kelompok dihitung berdasarkan skor anggota kelompok turnamen, dan kelompok baru diakui bila dapat melampaui kriteria minimal.
Metode pembelajaran kooperatif Team
Games Tournament (TGT) ini mempunyai kelebihan dan kekurangan. Menurut Suarjana
(2000:10) dalam Istiqomah (2006), yang merupakan kelebihan dari pembelajaran
TGT antara lain:
1. Lebih meningkatkan pencurahan waktu untuk tugasa
1. Lebih meningkatkan pencurahan waktu untuk tugasa
2. Mengedepankan penerimaan terhadap
perbedaan individu
3. Dengan waktu yang sedikit dapat menguasai materi secara mendalam
4. Proses belajar mengajar berlangsung dengan keaktifan dari siswa
5. Mendidik siswa untuk berlatih bersosialisasi dengan orang lain
6. Motivasi belajar lebih tinggi
7. Hasil belajar lebih baik
8. Meningkatkan kebaikan budi, kepekaan dan toleransi
Sedangkan kelemahan TGT adalah:
1. Bagi guru
• Sulitnya pengelompokan siswa yang mempunyai kemampuan heterogen dari segi akademis. Kelemahan ini akan dapat diatasi jika guru yang bertindak sebagai pemegang kendali teliti dalam menentukan pembagian kelompok
• Waktu yang dihabiskan untuk diskusi oleh siswa cukup banyak sehingga melewati waktu yang sudah ditetapkan. Kesulitan ini dapat diatasi jika guru mampu menguasai kelas secara menyeluruh
2. Bagi siswa
Masih adanya siswa berkemampuan tinggi kurang terbiasa dan sulit memberikan penjelasan kepada siswa lainnya. Untuk mengatasi kelemahan ini, tugas guru adalah membimbing dengan baik siswa yang mempunyai kemampuan akademik tinggi agar dapat dan mampu menularkan pengetahuannya kepada siswa yang lain.
3. Dengan waktu yang sedikit dapat menguasai materi secara mendalam
4. Proses belajar mengajar berlangsung dengan keaktifan dari siswa
5. Mendidik siswa untuk berlatih bersosialisasi dengan orang lain
6. Motivasi belajar lebih tinggi
7. Hasil belajar lebih baik
8. Meningkatkan kebaikan budi, kepekaan dan toleransi
Sedangkan kelemahan TGT adalah:
1. Bagi guru
• Sulitnya pengelompokan siswa yang mempunyai kemampuan heterogen dari segi akademis. Kelemahan ini akan dapat diatasi jika guru yang bertindak sebagai pemegang kendali teliti dalam menentukan pembagian kelompok
• Waktu yang dihabiskan untuk diskusi oleh siswa cukup banyak sehingga melewati waktu yang sudah ditetapkan. Kesulitan ini dapat diatasi jika guru mampu menguasai kelas secara menyeluruh
2. Bagi siswa
Masih adanya siswa berkemampuan tinggi kurang terbiasa dan sulit memberikan penjelasan kepada siswa lainnya. Untuk mengatasi kelemahan ini, tugas guru adalah membimbing dengan baik siswa yang mempunyai kemampuan akademik tinggi agar dapat dan mampu menularkan pengetahuannya kepada siswa yang lain.
G. PROBLEM SOLVING
METODE PEMECAHAN MASALAH (PROBLEM SOLVING)
Metode pemecahan masalah merupakan suatu metode pengajaran yang mendorong siswa untuk mencari dan memecahkan persoalan-persoalan. Adakalanya manusia memecahkan masalah secara instinktif (naluriah) maupun dengan kebiasaan, yang mana pemecahan tersebut biasanya dilakukan oleh binatang.
Dalam menghadapi masalah yang lebih pelik, manusia dapat menggunakan cara
ilmiah. Cara ilmiah untuk memecahkan masalah pada umumnya mengikuti
langkah-langkah sebagai berikut :
a.
Memahami masalah;
Masalah yang dihadapi harus dirumuskan, dibatasi dengan teliti. Bila tidak,
usahanya akan sia-sia.
b.
Mengumpulkan data; Kalau
masalah sudah jelas, dapat dikumpulkan data/informasi/keterangan-keterangan
yang diperlukan.
c.
Merumuskan hipotesis
(jawaban sementara, yang mungkin memberi penyelesaian); dan keterangan
keterangan yang diperoleh, mungkin timbul suatu kemungkinan yang memberi
harapan yang akan membawa pada pemecahan masalah.
d.
Menilai hipotesis;
Dengan jalan berpikir dapat diperkirakan akibat-akibat suatu hipotesis. Kalau
ternyata bahwa hipotesis ini tidak akan memberi basil baik, maka dimulai lagi
dengan langkah kedua.
e.
Mengadakan
eksperimen/menguji hipotesis; Bila suatu hipotesis memberi harapan baik, maka
diuji melalui eksperimen. Kalau berhasil, berarti masalah ini dipecahkan.
Tetapi kalau tidak berhasil, harus kembali lagi dari langkah-langkah kedua atau
ketiga.
f.
Menyimpulkan; Laporan
tentang keseluruhan prosedur pernecahan masalah yang diakhiri dengan
kesimpulan. Di sini kernungkinan dapat dicetuskan suatu prinsip atau hukum.
Kesanggupan memecahkan masalah harus diajarkan kepada para siswa, sebab pemecahan
masalah secara ilmiah (scientific method) berguna bagi mereka
untuk memecahkan masalah yang sulit. Metode ini selain dapat digunakan untuk
mernecahkan masalah dalam berbagai bidang studi, juga dapat digunakan untuk
pemecahan yang berkaitan dengan kebutuhan siswa dalam kehidupan sehari
Kelebihan :
o
Mengajak siswa berpikir
secara rasional.
o
Siswa aktif.
o
Mengembangkan rasa
tanggung jawab.
o
Melatih siswa untuk
mendesain suatu penemuan.
o
Berpikir dan bertindak
kreatif
Kelernahan :
o
Memakan waktu lama.
o
Kebulatan bahan
kadang-kadang sukar dicaPAI
DAFTAR
PUSTAKA
http://azisgr.blogspot.com/2010/05/model-pembelajaran-kooperatif-tipe.html
http://nadhirin.blogspot.com/2010/03/model-pembelajaran-contextual-teaching.html
http://pakguruonline.pendidikan.net/buku_tua_pakguru_dasar_kpdd_b11.html
http://www.psb-psma.org/content/blog/pengertian-pendekatan-strategi-metode-teknik-taktik-dan-model-pembelajaran
http://www.scribd.com/doc/27644307/Metode-Ceramah
Cochran, Rachel et al.(2007). The
impact of Inqury-Based Mathematics on Context Knowledge and Classroom Practice.
Journal. Tersedia: Krismanto, M.Sc. (2003). Beberapa Teknik, Model dan Strategi
dalam Pembelajaran Matematika. PPPG Matematika. Yogyakarta.
Sanjaya, Wina. Dr. (2008). Strategi
Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Kencana Prenada Media
Group. Jakarta
Slavin, Robert.E. (2008). Cooperative
Learning; Teori, Riset dan Praktik. Bandung. PT. Nusa Media
Tim MKPBM. (2001). Strategi
Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung.
http://www.rume.org/crume2007/papers/cochran-mayer-mullins.pdf
http://herdy07.wordpress.com/2010/05/27/model-pembelajaran-inkuiri/
http://hayardin-blog.blogspot.com/2012/04/model-pembelajaran-tgt.html
http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/01/22/konsep-pakem/
http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/07/31/cooperative-learning-teknik-jigsaw/