Selasa, 26 Agustus 2014

Strategi Pembelajaran




Makalah Strategi Pembelajaran

Disusun oleh :

NURUL AYU IZZATI (1001125135)

Dosen Pembimbing Drs Suwarkono, M.Sc


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PENDIDIKAN MATEMATIKA
UNIVERSITAS MUHAMMADIAH PROF.DR.HAMKA

2012




1. Jelaskan dan berikan contoh :
a. Model pembelajaran :
Model pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru. Dengan kata lain, model pembelajaran merupakan bungkus atau bingkai dari penerapan suatu pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran.

b. Strategi Pembelajaran :
Suatu kegiatan pembelajaran yang harus dilakukan guru dan siswa agar tujuan pembelajran dapat dicapai secara efektif dan efisien.

c. Metode pembelajaran :
Metode merupakan upaya untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal. Metode digunakan untuk merealisasikan strategi yang telah ditetapkan. Strategi menunjuk pada sebuah perencanaan untuk mencapai sesuatu, sedangkan metode adalah cara yang dapat digunakan untuk melaksanakan strategi. Cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Contoh :
d. Pendekatan pembelajaran :
Pendekatan (approach) merupakan titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran. Adapun macamnya ada Pendekatan yang berpusat pada guru menurunkan strategi pembelajaran langsung (direct instruction), pembelajaran deduktif atau pembelajaran ekspositori. Sedangkan, pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa menurunkan strategi pembelajaran discovery dan inkuiri serta strategi pembelajaran induktif.
Pendekatan diartikan pula sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran yang merujuk pada pandangan  tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum didalamnya mewadahi , menginspirasi, menguatkan dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoritis tertentu.
Contoh : seorang guru yang mendekatkan dirinya dengan siswa agar siswa tersebut merasa nyaman dan tidak takut dengan guru tersebut.
e. Teknik .
Teknik dapat diartikan yaitu cara yang dilakukan seseorang dalam rangka mengimplementasikan suatu metode
Contoh : menggunakan metode ceramah pada kelas dengan jumlah siswa relatif banyak membutuhkan teknik sendiri.
f. Taktik
Taktik pembelajaran merupakan gaya seseorang dalam melaksanakan metode atau teknik pembelajaran tertentu yang sifatnya individual. Taktik sifatnya lebih individual, walaupun dua orang sama-sama menggunakan metode ceramah dalam situasi dan kondisi yang sama,
sudah pasti mereka akan melakukannya secara berbeda.
Contoh: dalam taktik menggunakan ilustrasi atau menggunakan gaya bahasa agar materi yang disampaikan mudah dipahami.

2.Jelaskan langkah-langkah serta kelebihan dan kekurangan dari metode:
a. Ceramah
Metode ceramah adalah penuturan bahan pelajaran secara lisan. Metode ini senantiasa bagus bila pengunaannya betul-betul disiapkan dengan baik, didukung alat dan media serta memperhatikan batas-batas kemungkinan penggunannya.
1. Kelebihan dan Kelemahan Metode Ceramah
Ada beberapa kelebihan sebagai alasan mengapa ceramah sering digunakan.
a. Ceramah merupakan metode yang ’murah’ dan ’mudah’ untuk dilakukan. Murah dalam arti proses ceramah tidak memerlukan peralatan-peralatan yang lengkap, berbeda dengan metode yang lain seperti demonstrasi atau peragaan. Sedangkan mudah, memang ceramah hanya mengandalkan suara guru, dengan demikian tidak terlalu memerlukan persiapan yang rumit.
b. Ceramah dapat menyajikan materi pelajaran yang luas. Artinya, materi
pelajaran yang banyak dapat dirangkum atau dijelaskan pokok-pokoknya oleh guru dalam waktu yang singkat.
c. Ceramah dapat memberikan pokok-pokok materi yang perlu ditonjolkan. Artinya, guru dapat mengatur pokok-pokok materi yang mana yang perlu ditekankan sesuai dengan kebutuhan dan tujuan yang ingin dicapai.
d. Melalui ceramah, guru dapat mengontrol keadaan kelas, oleh karena sepenuhnya kelas merupakan tanggung jawab guru yang memberikan ceramah.
e. Organisasi kelas dengan menggunakan ceramah dapat diatur menjadi lebih sederhana. Ceramah tidak memerlukan setting kelas yang beragam, atau tidak memerlukan persiapan-persiapan yang rumit. Asal siswa dapat menempati tempat duduk untuk mendengarkan guru, maka ceramah sudah dapat dilakukan.
Di samping beberapa kelebihan di atas, ceramah juga memiliki beberapa
kelemahan, di antaranya:
a. Materi yang dapat dikuasai siswa sebagai hasil dari ceramah akan terbatas pada apa yang dikuasai guru. Kelemahan ini memang kelemahan yang paling dominan, sebab apa yang diberikan guru adalah apa yang dikuasainya, sehingga apa yang dikuasai siswa pun akan tergantung pada apa yang dikuasai guru.
b. Ceramah yang tidak disertai dengan peragaan dapat mengakibatkan terjadinya
verbalisme.
c. Guru yang kurang memiliki kemampuan bertutur yang baik, ceramah sering dianggap sebagai metode yang membosankan. Sering terjadi, walaupun secara fisik siswa ada di dalam kelas, namun secara mental siswa sama sekali tidak mengikuti jalannya proses pembelajaran; pikirannya melayang ke mana-mana, atau siswa mengantuk, oleh karena gaya bertutur guru tidak menarik.
d. Melalui ceramah, sangat sulit untuk mengetahui apakah seluruh siswa sudah mengerti apa yang dijelaskan atau belum. Walaupun ketika siswa diberi kesempatan untuk bertanya, dan tidak ada seorang pun yang bertanya, semua itu tidak menjamin siswa seluruhnya sudah paham.
2. Langkah-langkah Menggunakan Metode Ceramah
Ada tiga langkah pokok yang harus diperhatikan, yakni persiapan, pelaksanaan
dan kesimpulan. Langkah-langkah tersebut diantaranya adalah:
a. Tahap Persiapan
Pada tahap ini yang harus dilakukan adalah:
1) Merumuskan tujuan yang ingin dicapai.
2) Menentukan pokok-pokok materi yang akan diceramahkan.
3) Mempersiapkan alat bantu.
b. Tahap Pelaksanaan
Pada tahap ini ada tiga langkah yang harus dilakukan:
1) Langkah Pembukaan.
Langkah pembukaan dalam metode ceramah merupakan langkah yang menentukan. Keberhasilan pelaksanaan ceramah sangat ditentukan
oleh langkah ini.
2) Langkah Penyajian.
Tahap penyajian adalah tahap penyampaian materi pembelajaran dengan cara bertutur. Agar ceramah berkualitas sebagai metode pembelajaran, maka guru harus menjaga perhatian siswa agar tetap terarah pada materi pembelajaran yang sedang disampaikan.
3) Langkah Mengakhiri atau Menutup Ceramah.
Ceramah harus ditutup dengan ringkasan pokok-pokok matar agar materi pelajaran yang sudah dipahami dan dikuasai siswa tidak terbang
kembali. Ciptakanlah kegiatan-kegiatan yang memungkinkan siswa tetap mengingat materi pembelajaran. Perlu diperhatikan, bahwa ceramah akan berhasil baik, bila didukung oleh metode-metode lainnya, misalnya tanya jawab, tugas, latihan dan lainlain. Metode ceramah itu wajar dilakukan bila: (a) ingin mengajarkan topik baru, (b) tidak ada sumber bahan pelajaran pada siswa, (c) menghadapi sejumlah siswa yang cukup banyak.

B. DEMONSTRASI
METODE DEMONSTRASI DAN EKSPERIMEN
Demonstrasi merupakan metode yang sangat efektif, sebab membantu siswa untuk mencari jawaban dengan usaha sendiri berdasarkan fakta atau data yang benar. Metode demonstrasi merupakan metode penyajian pelajaran dengan memperagakan dan mempertunjukkan kepada siswa tentang suatu proses, situasi atau benda tertentu, baik sebenarnya atau hanya sekadar tiruan. Sebagai metode penyajian, demonstrasi tidak terlepas dari penjelasan secara lisan oleh guru. Walaupun dalam proses demonstrasi peran siswa hanya sekadar memerhatikan, akan tetapi demonstrasi dapat menyajikan bahan pelajaran lebih konkret. Dalam strategi pembelajaran, demonstrasi dapat digunakan untuk mendukung keberhasilan strategi pembelajaran ekspositori dan inkuiri.
1. Kelebihan dan Kelemahan Metode Demonstrasi
Sebagai suatu metode pembelajaran demonstrasi memiliki beberapa kelebihan,
di antaranya:
a. Melalui metode demonstrasi terjadinya verbalisme akan dapat dihindari, sebab siswa disuruh langsung memperhatikan bahan pelajaran yang dijelaskan.
b. Proses pembelajaran akan lebih menarik, sebab siswa tak hanya mendengar, tetapi juga melihat peristiwa yang terjadi.
c. Dengan cara mengamati secara langsung siswa akan memiliki kesempatan
untuk membandingkan antara teori dan kenyataan. Dengan demikian siswa akan lebih meyakini kebenaran materi pembelajaran.
d. Perhatian siswa dapat dipusatkan, dan pokok bahasan yang dianggap penting oleh guru dapat diartikan seperlunya.
e. Siswa ikut serta aktif bila dernonstrasi sekaligus dilanjutkan dengan eksperimen.
f. Dapat mengurangi kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi sekiranya siswa hendak mencoba menpelajari suatu proses dari buku bacaan.
g. Beberapa persoalan yang belum dirnengerti ditanyakan langsung saat proses itu ditunjukkan sehingga terjawab dengan jelas.

Di samping beberapa kelebihan, metode demonstrasi juga memiliki beberapa kelemahan, di antarannya:
a. Metode demonstrasi memerlukan persiapan yang lebih matang, sebab tanpa persiapan yang memadai demonstrasi bisa gagal sehingga dapat menyebabkan metode ini tidak efektif lagi. Bahkan sering terjadi untuk menghasilkan pertunjukan suatu proses tertentu, guru harus beberapa kali mencobanya terlebih dahulu, sehingga dapat memakan waktu yang banyak.
b. Demonstrasi memerlukan peralatan, bahan-bahan, dan tempat yang memadai
yang berarti penggunaan metode ini memerlukan pembiayaan yang lebih mahal dibandingkan dengan ceramah.
c. Demonstrasi memerlukan kemampuan dan keterampilan guru yang khusus, sehingga guru dituntut untuk bekerja lebih profesional. Di samping itu demonstrasi juga memerlukan kemauan dan motivasi guru yang bagus untuk keberhasilan proses pembelajaran siswa.
d. Demontrasi menjadi tidak efektif bila tidak semua siswa dapat ikut serta, misalnya alat terlalu kecil sedangkan jumlah siswa besar.
e. Bila tidak dilanjutkan dengan eksperimen ada kernungkinan siswa. menjadi lupa, dan pelajaran tidak akan berarti karena tidak menjadikan pengalaman bagi siswa.


2. Langkah-langkah Menggunakan Metode Demonstrasi
a. Tahap Persiapan
Pada tahap persiapan ada beberapa hal yang harus dilakukan:
1) Rumuskan tujuan yang harus dicapai oleh siswa setelah proses demonstrasi berakhir.
2) Persiapkan garis besar langkah-langkah demonstrasi yang akan dilakukan.
3) Lakukan uji coba demonstrasi.
b. Tahap Pelaksanaan
1) Langkah pembukaan.
Sebelum demonstrasi dilakukan ada beberapa hal yang harus diperhatikan, di antaranya:
a) Aturlah tempat duduk yang memungkinkan semua siswa dapat memperhatikan dengan jelas apa yang didemonstrasikan.
b) Kemukakan tujuan apa yang harus dicapai oleh siswa.
c) Kemukakan tugas-tugas apa yang harus dilakukan oleh siswa, misalnya siswa ditugaskan untuk mencatat hal-hal yang dianggap penting dari pelaksanaan demonstrasi.
2) Langkah pelaksanaan demonstrasi.
a) Mulailah demonstrasi dengan kegiatan-kegiatan yang merangsang siswa untuk berpikir, misalnya melalui pertanyaanpertanyaan yang mengandung teka-teki sehingga mendorong siswa untuk tertarik memperhatikan demonstrasi.
b) Ciptakan suasana yang menyejukkan dengan menghindari suasana yang menegangkan.
c) Yakinkan bahwa semua siswa mengikuti jalannya demonstrasi dengan memerhatikan reaksi seluruh siswa.
d) Berikan kesempatan kepada siswa untuk secara aktif memikirkan lebih lanjut sesuai dengan apa yang dilihat dari proses demonstrasi itu.
3) Langkah mengakhiri demonstrasi.
Apabila demonstrasi selesai dilakukan, proses pembelajaran perlu diakhiri dengan memberikan tugas-tugas tertentu yang ada kaitannya dengan pelaksanaan demonstrasi dan proses pencapaian tujuan pembelajaran. Hal ini diperlukan untuk meyakinkan apakah siswa memahami proses demonstrasi itu atau tidak. Selain memberikan tugas yang relevan, ada baiknya guru dan siswa melakukan evaluasi bersama tentang jalannya proses demonstrasi
itu untuk perbaikan selanjutnya.

c. Diskusi
Metode diskusi adalah metode pembelajaran yang menghadapkan siswa pada suatu permasalahan. Tujuan utama metode ini adalah untuk memecahkan suatu permasalahan, menjawab pertanyaan, menambah dan memahami pengetahuan siswa, serta untuk membuat suatu keputusan (Killen, 1998). Karena itu, diskusi bukanlah debat yang bersifat mengadu argumentasi. Diskusi lebih bersifat bertukar pengalaman untuk menentukan keputusan tertentu secara bersama-sama. Selama ini banyak guru yang merasa keberatan untuk
menggunakan metode diskusi dalam proses pembelajaran.
Secara umum ada dua jenis diskusi yang biasa dilakukan dalam proses pembelajaran. Pertama, diskusi kelompok. Diskusi ini dinamakan juga diskusi kelas. Pada diskusi ini permasalahan yang disajikan oleh guru dipecahkan oleh kelas secara keseluruhan. Pengatur jalannya diskusi adalah guru.
 Kedua, diskusi kelompok kecil. Pada diskusi ini siswa dibagi dalam beberapa kelompok.
Setiap kelompok terdiri dari 3-7 orang. Proses pelaksanaan diskusi ini
dimulai dari guru menyajikan masalah dengan beberapa submasalah. Setiap
kelompok memecahkan submasalah yang disampaikan guru. Proses diskusi
diakhiri dengan laporan setiap kelompok.

Langkah-langkah Melaksanakan Diskusi
Agar penggunan diskusi berhasil dengan efektif, maka perlu dilakukan
langkah-langkah sebagai berikut:
a. Langkah Persiapan
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam persiapan diskusi di antaranya:
1) Merumuskan tujuan yang ingin dicapai, baik tujuan yang bersifat umum maupun tujuan khusus.
2) Menentukan jenis diskusi yang dapat dilaksanakan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai..
3) Menetapkan masalah yang akan dibahas.
4) Mempersiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan teknis pelaksanaan diskusi, misalnya ruang kelas dengan segala fasilitasnya, petugas-petugas diskusi seperti moderator, notulis, dan tim perumus, manakala diperlukan.
b. Pelaksanaan Diskusi
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan diskusi adalah:
1) Memeriksa segala persiapan yang dianggap dapat memengaruhi kelancaran diskusi.
2) Memberikan pengarahan sebelum dilaksanakan diskusi, misalnya menyajikan tujuan yang ingin dicapai serta aturan-aturan diskusi sesuai dengan jenis diskusi yang akan dilaksanakan.
3) Melaksanakan diskusi sesuai dengan aturan main yang telah ditetapkan. Dalam pelaksanaan diskusi hendaklah memerhatikan suasana atau iklim belajar yang menyenangkan, misalnya tidak tegang, tidak saling menyudutkan, dan lain sebagainya.
4) Memberikan kesempatan yang sama kepada setiap peserta diskusi untuk mengeluarkan gagasan dan ide-idenya.
5) Mengendalikan pembicaraan kepada pokok persoalan yang sedang dibahas. Hal ini sangat penting, sebab tanpa pengendalian biasanya arah pembahasan menjadi melebar dan tidak fokus.
c. Menutup Diskusi
Akhir dari proses pembelajaran dengan menggunakan diskusi hendaklah
dilakuan hal-hal sebagai berikut:
1) Membuat pokok-pokok pembahasan sebagai kesimpulan sesuai dengan hasil diskusi.
2) Me-review jalannya diskusi dengan meminta pendapat dari seluruh peserta sebagai umpan balik untuk perbaikan selanjutnya.
Adapun kelebihan dan kekurangan Metode Diskusi
1. Kelebihan dan Kelemahan Metode Diskusi
Ada beberapa kelebihan metode diskusi, manakala diterapkan dalam kegiatan belajar mengajar.
a. Metode diskusi dapat merangsang siswa untuk lebih kreatif, khususnya dalam memberikan gagasan dan ide-ide.
b. Dapat melatih untuk membiasakan diri bertukar pikiran dalam mengatasi setiap permasalahan.
c. Dapat melatih siswa untuk dapat mengemukakan pendapat atau gagasan secara verbal. Di samping itu, diskusi juga bisa melatih siswa untuk menghargai pendapat orang lain.
d. Siswa belajar bermusyawarah
e. Siswa mendapat kesempatan untuk menguji tingkat pengetahuan masing-masing.
f. Belajar menghargai pendapat orang lain.
g. Mengembangkan cara berpikir dan sikap ilmiah.

Selain beberapa kelebihan, diskusi juga memiliki beberapa kelemahan, di antaranya:
a. Sering terjadi pembicaraan dalam diskusi dikuasai oleh 2 atau 3 orang siswa yang memiliki keterampilan berbicara.
b. Kadang-kadang pembahasan dalam diskusi meluas, sehingga kesimpulan menjadi kabur.Ini menyebabkan sulit menyimpulkan karena tidak ada penyelesaian.
c. Memerlukan waktu yang cukup panjang, yang kadang-kadang tidak sesuai dengan yang direncanakan.
d. Dalam diskusi sering terjadi perbedaan pendapat yang bersifat emosional yang tidak terkontrol. Akibatnya, kadang-kadang ada pihak yang merasa tersinggung, sehingga dapat mengganggu iklim pembelajaran.
d. Simulasi
Simulasi berasal dari kata simulate yang artinya berpura-pura atau berbuat seakan-akan. Sebagai metode mengajar, simulasi dapat diartikan cara penyajian pengalaman belajar dengan menggunakan situasi tiruan untuk memahami tentang konsep, prinsip, atau keterampilan tertentu. Simulasi dapat digunakan sebagai metode mengajar dengan asumsi tidak semua proses pembelajaran dapat dilakukan secara langsung pada objek yang sebenarnya. Gladi resik merupakan salah satu contoh simulasi, yakni memperagakan proses terjadinya suatu upacara tertentu sebagai latihan untuk upacara sebenarnya supaya
tidak gagal dalam waktunya nanti. Demikian juga untuk mengembangkan
pemahaman dan penghayatan terhadap suatu peristiwa, penggunaan simulasi
akan sangat bermanfaat.
Metode simulasi bertujuan untuk: (1) melatih keterampilan tertentu baik bersifat profesional maupun bagi kehidupan sehari-hari, (2) memperoleh pemahaman tentang suatu konsep atau prinsip, (3) melatih memecahkan masalah, (4) meningkatkan keaktifan belajar, (5) memberikan motivasi belajar kepada siswa, (6) melatih siswa untuk mengadakan kerjasama dalam situasi kelompok, (7) menumbuhkan daya kreatif siswa, dan (8) melatih siswa untuk
mengembangkan sikap toleransi.
a. Kelebihan dan Kelemahan Metode Simulasi
Terdapat beberapa kelebihan dengan menggunakan simulasi sebagai metode mengajar, di antaranya adalah:
1) Simulasi dapat dijadikan sebagai bekal bagi siswa dalam menghadapi situasi yang sebenarnya kelak, baik dalam kehidupan keluarga, masyarakat, maupun menghadapi dunia kerja.
2) Simulasi dapat mengembangkan kreativitas siswa, karena melalui simulasi siswa diberi kesempatan untuk memainkan peranan sesuai dengan topik yang disimulasikan.
3) Simulasi dapat memupuk keberanian dan percaya diri siswa.
4) Memperkaya pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang diperlukan dalam menghadapi berbagai situasi sosial yang problematis.
5) Simulasi dapat meningkatkan gairah siswa dalam proses permbelajaran. Di samping memiliki kelebihan, simulasi juga mempunyai kelemahan, di antaranya:
1) Pengalaman yang diperoleh melalui simulasi tidak selalu tepat dan sesuai
dengan kenyataan di lapangan.
2) Pengelolaan yang kurang baik, sering simulasi dijadikan sebagai alat hiburan,
sehingga tujuan pembelajaran menjadi terabaikan.
3) Faktor psikologis seperti rasa malu dan takut sering memengaruhi siswa
dalam melakukan simulasi.
c. Langkah-langkah Simulasi
1) Persiapan Simulasi
a) Menetapkan topik atau masalah serta tujuan yang hendak dicapai oleh simulasi.
b) Guru memberikan gambaran masalah dalam situasi yang akan disimulasikan.
c) Guru menetapkan pemain yang akan terlibat dalam simulasi, peranan
yang harus dimainkan oleh para pemeran, serta waktu yang disediakan.
d) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya khususnya
pada siswa yang terlibat dalam pemeranan simulasi.
2) Pelaksanaan Simulasi
a) Simulasi mulai dimainkan oleh kelompok pemeran.
b) Para siswa lainnya mengikuti dengan penuh perhatian.
c) Guru hendaknya memberikan bantuan kepada pemeran yang mendapat kesulitan.
d) Simulasi hendaknya dihentikan pada saat puncak. Hal ini dimaksudkan untuk mendorong siswa berpikir dalam menyelesaikan masalah yang sedang disimulasikan.
3) Penutup
a) Melakukan diskusi baik tentang jalannya simulasi maupun materi cerita yang disimulasikan.Guru harus mendorong agar siswa dapat memberikan kritik dan tanggapan terhadap proses pelaksanaan simulasi.
b) Merumuskan kesimpulan.
E. TUGAS DAN RESITASI.
 METODE PEMBERIAN TUGAS BELAJAR DAN RESITASI

Metode ini mengandung tiga unsur ialah:
o    Pemberian tugas.
o    Belajar.
o    Resitasi.
Tugas, merupakan suatu pekerjaan yang harus diselesaikan. Pemberian tugas sebagai suatu metode mengajar merupakan suatu pemberian pekerjaan oleh guru kepada siswa untuk mencapai tujuan pengajaran tertentu. Dengan pemberian tugas tersebut siswa belajar, mengerjakan tugas. Dalam melaksanakan kegiatan belajar, siswa diharapkan memperoleh suatu hasil ialah perubahan tingkah laku tertentu sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Tahap terakhir dan pemberian tugas ini adalah resitasi yang berarti melaporkan atau menyajikan kembali tugas yang telah dikerjakan atau dipelajari. Jadi metode pembenian tugas belajar dan resitasi atau biasanya disingkat metode resitasi merupakan suatu metode mengajar dimana guru membenkan suatu tugas, kemudian siswa harus mempertanggung jawabkan hasil tugas tersebut. Resitasi sering disamakan dengan "home work" (pekerjaan rumah), padahal sebenarnya berbeda. Pekerjaan rumah (PR) mempunyai pengertian yang lebih khusus, ialah tugas-tugas yang diberikan oleh guru, dikerjakan siswa di rumah. Sedangkan resitasi, tugas yang dibenikan oleh guru tidak sekedar dilaksanakan di rumah, melainkan dapat dikerjakan di perpustakaan, laboratonium, atau ditempat-tempat lain yang ada hubungannya dengan tugas/pelajaran yang diberikan.

Adapun kelebihan dan kekurangan
Kelebihan :
1. Memberi kesempatan kepada siswa untuk belajar lebih banyak.
2. Memupuk rasa tanggung jawab.
3. Memperkuat motivasi belajar.
4. Menjalin hubungan antara sekolah dengan keluarga.
5. Mengembangkan keberanian berinisiatif.
 Kelemahan :
1. Memerlukan pengawasan yang ketat, baik oleh guru maupun orang tua.
2. Sukar menetapkan apakah tugas dikerjakan oleh siswa sendiri atau atas bantuan orang    lain.
3. Banyak kecenderungan untuk saling mencontoh dengan teman-teman.
4. Agak sulit diselesaikan oleh siswa yang tinggal bersama keluarga yang kurang teratur.
5. Dapat menimbulkan frustasi bila gagal menyelesaikan tugas.
.
Langkah-langkah menggunakan metode tugas/resitasi:
1. Pemberian Tugas
Tugas yang diberikan kepada siswa hendaknya mempertimbangkan; tujuan yang akan dicapai, jenis tugas dan tepat, sesuai dengan kemampuan siswa, ada petunjuk yang dapat membantu dan sediakan waktu yang cukup.
2. Langkah Pelaksanaan Tugas
a) Diberikan bimbingan/pengawasan oleh guru.
b) Diberikan dorongan sehingga anak mau melaksanakannya.
c) Diusahakan atau dikerjakan oleh anak sendiri.
d) Mencatat semua hasil yang diperoleh dengan baik dan sistematik
F. Metode Tanya Jawab
Metode tanya jawab adalah metode mengajar yang memungkinkan terjadinya komunikasi langsung yang bersifat two way traffic sebab pada saat yang sama terjadi dialog antara guru dan siswa. Guru bertanya siswa menjawab atau siswa bertanya guru menjawab. Dalam komunikasi ini terlihat adanya hubungan timbal balik secara langsung antara guru.
Beberapa hal yang penting diperhatikan dalam metode tanya jawab ini
antara lain:
1. Tujuan yang akan dicapai dari metode tanya jawab.
1) Untuk mengetahui sampai sejauh mana materi pelajaran yang telah dikuasai oleh siswa.
2) Untuk merangsang siswa berfikir.
3) Memberi kesempatan pada siswa untuk mengajukan masalah yang belum dipahami.
2. Jenis pertanyaan.
Pada dasarnya ada dua pertanyaan yang perlu diajukan, yakni pertanyaan ingatan dan pertanyaan pikiran:
1) Pertanyaan ingatan, dimaksudkan untuk mengetahui sampai sejauh mana pengetahuan sudah tertanam pada siswa. Biasanya pertanyaan berpangkal kepada apa, kapan, di mana, berapa, dan yag sejenisnya.
2) Pertanyaan pikiran, dimaksudkan untuk mengetahui sampai sejauh mana cara berpikir anak dalam menanggapi suatu persoalan. Biasanya pertanyaan ini dimulai dengan kata mengapa, bagaimana.
3. Tehnik mengajukan pertanyaan.
Berhasil tidaknya metode tanya jawab, sangat bergantung kepada tehnik guru dalam mengajukan pertanyaanya. Metode tanya jawab biasanya dipergunakan apabila:
1) Bermaksud mengulang bahan pelajaran.
2) Ingin membangkitkan siswa relajar.
3) Tidak terlalu banyak siswa.
4) Sebagai selingan metode ceramah.

F. TANYA JAWAB
     METODE TANYA-JAWAB

Dalam menggunakan metode mengajar, tidak hanya guru saja yang senantiasa berbicara seperti halnya dengan metode ceramah, melainkan mencakup pertanyaan-pertanyaan dan penyumbangan ide-ide dari pihak siswa. Cara pengajaran yang seperti ini dapat dibedakan dalam dua jenis ialah: (1) metode tanya-jawab, dan (2) metode diskusi.

Perbedaan pokok diantara metode tanya-jawab dengan metode diskusi terletak pada:
1.      Corak pertanyaan yang diajukan guru.
2.      Sifat pengambilan bagian yang diharapkan dari pihak siswa. Pada hakekatnya metode tanya jawab berusaha menanyakan apakah siswa telah mengetahui fakta-fakta tertentu yang sudah diajarkan, dalam hal lain guru juga bermaksud ingin mengetahui tingkat-tingkat proses pemikiran siswa. Melalui metode tanya-jawab guru ingin mencari jawaban yang tepat dan faktuaL Sebaliknya dengan metode diskusi, guru mengemukakan pertanyaan-pertanyaan yang agak berbeda sifatnya. Di sini guru merangsang siswa untuk menggunakan fakta-fakta yang telah dipelajari untuk memecahkan suatu persoalan. Pertanyaan seperti ini biasanya tidak mempunyai jawaban yang tepat dan tunggal, melainkan lebih dari sebuah jawaban.
Dari penjelasan tersebut kita ketahui bahwa metode tanya jawab mempunyai hubungan dengan metode apakah yang sedang dipakai guru metode ini sering sukar dibedakan, tujuan dan teknik masing-masing cukup mempunyai perbedaan yang besar sehingga dalam uraian ini seyogianya dibedakan.

Metode tanya-jawab digunakan dengan maksud :
a.       Melanjutkan (meninjau) pelajaran yang lalu
b.      Menyelingi pembicaraan untuk mendapatkan kerjasama siswa
c.       Memimpin pengamatan dan pemikiran siswa.
Kelebihan dan kelemahan metode tanya-jawab :

Kelebihan :
a.       Kelas lebih aktif karena siswa tidak sekedar mendengarkan saja
b.      Memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya sehingga guru mengetahui hal-hal yang belum dimengerti oleh para siswa
c.       Guru dapat mengetahui sampai di mana penangkapan siswa terhadap segala sesuatu yang diterangkan.
Kelemahannya :
a.       Dengan tanya jawab kadang-kadang pernbicaraan menyimpang dari pokok persoalan bila dalarn mengajukan pertanyaan, siswa rnenyinggung hal-hal lain walaupun masih ada hubungannya dengan pokok yang dibicarakan. Dalarn hal ini sering tidak terkendalikan sehingga membuat persoalan baru.
b.      Mernbutuhkan waktu lebih banyak.

G. KERJA KELOMPOK
METODE KERJA KELOMPOK

Kerja kelompok dapat diartikan sebagai suatu kegiatan belajar-mengajar dimana siswa dalam suatu kelas dipandang sebagai suatu kelompok atau dibagi atas kelompok-kelompok kecil untuk mencapai suatu tujuan pengajaran tertentu. Sebagai metode mengajar, kerja kelompok dapat dipakai untuk mencapai barmacam macam tujuan pengajaran. Pelaksanaannya tergantung pada beberapa fäktor misalnya tujuan khusus yang akan dicapai, umur, kemampuan siswa, serta fasilitas pengajaran di dalam keIas.

Penggunaan metode kerja kelompok :
a.       Pengelompokan untuk mengatasi kekurangan alat-alat pelajaran :
Dalam sebuah kelas, guru akan mengajarkan Sejarah Mesir kuno; Ia tidak mempunyai bahan bacaan yang cukup untuk tiap siswa. Maka untuk memberi kesempatan yang sebesar-besamya kepada siswa, kelas dibagi atas beberapa kelompok. Tiap kelompok diberi sebuah buku untuk dibaca dan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang telab disediakan guru. 
b.      Pengelompokan atas dasar perbedaan kemampuan belajar :
Di suatu kelas, guru dihadapkan pada persoalan bagai mana melaksanakan tugas sebaik-baiknya terhadap kelas yang sifatnya heterogen, yakin berbeda-beda dalam kemampuan belajar. Pada waktu pelajaran matematika, Ia menemukan bahwa ada lima orang siswa tidak sanggup memecahkan soal seperti teman-teman lainnya. Guru menyadari bahwa ia tidak mungkin rnengajar kelas dengan menyamaratakan seluruh siswa, karena ada perbedaan dalam kesanggupan belajar. Maka ia membagi para siswa dalam beberapa kelompok dengan anggota yang mempunyai kemampuan setaraf kemudian diberi tugas sesuai dengan kemampuan mereka. Sekali-kali ia meninjau secara bergilir untuk melihat kelompok mana yang membutuhkan pertolongan atau perhatian sepenuhnya.
 
c.       Pengelompokan atas dasar perbedaan minat belajar :
Pada suatu saat para siswa perlu mendapat kesempatan untuk memilih suatu pokok bahasan yang sesuai dengan minatnya. Untuk keperluan ini guru memberikan suatu pokok bahasan yang terdiri dari beberapa sub-pokok bahasan. Siswa yang berminat sama dapat berkumpul pada suatu kelompok untuk mempelajari sub-pokok bahasan yang dimaksud.
 
d.      Pengelompokan untuk memperbesar partisipasi tiap siswa :
Di suatu kelas, guru sedang mengajarkan kesusastraan. Ia memilih suatu masalah tentang lahirnya sastra baru. Dikemukakanlah masalah-masalah khusus, satu diantaranya ialah mengapa ada pendapat yang mengatakan bahwa kesadaran kebangsaanlah yang menjadi perbedaan hakiki antara kesusastraan Melayu dengan kesusastraan Indonesia. Guru tidak mempunyai waktu yang berlebihan, akan tetapi ia mengingjnkan setiap siswa berpartisipasi secara penuh. Untuk setiap masalah diperlukan pendapat atau diskusi. Maka dipecahkan kesatuan kelas itu menjadi kelompok-kelompok yang lebih kecil dengan tugas membahas permasalahan tersebut dalam waktu yang sangat terbatas. Selesai pembahasan kelompok, setiap kelompok rnengemukakan pendapat yang dianggap pendapat kelompok tersebut. Cara mengajar ini dimaksudkan untuk merangsang tiap siswa agar ikut serta dalam setiap masalab secara intensif. Tak ada seorangpun diantara mereka yang merasa mendapat tugas lebih berat dari pada yang lain. Pengelompokkan sementara dan pendek semacam ini disebut juga rapat kilat.
e.       Pengelompokan untuk pembagian pekerjaan :
Pengelompokkan ini didasarkan pada luasnya masalah, serta membutuhkan waktu untuk mem peroleh berbagal informasi yang dapat menunjang pemecahan persoalan. Untuk keperluan ini pokok persoalan harus diuraikan dahulu menjadi beberapa aspek yang akan dibagikan kepada tiap kelompok (tiap kelompok menyelesaikan satu aspek persoalan). Siswa harus mengumpulkan data, baik dari lingkungan sekitar maupun melalui bahan kepustakaan. Oleh karena itu proyek ini tidak mungkin diselesaikan dalam waktu dekat seperti halnya rapat kilat, melainkan kemungkinan membutuhkan waktu beberapa minggu. Jadi pengelompokkan disini bertujuan membagi pekerjaan yang mempunyai cakupan agak luas. Kerja kelonipok ini membutuhkan waktu yang panjang.

f.       Pengelompokan untuk belajar bekerja sama secara efisien menuju ke suatu tujuan :
Langkah pertama adalah menjelaskan tujuan dari tugas yang harus dikerjakan siswa, kemudian membagi siswa menurut jenis dan sifat tugas, mengawasi jalannya kerja kelompok, dan menyimpulkan kemajuan kelompok. Di sini jelas walaupun siswa bekerja dalam kelompok masing-masing dan melaksanakan bagiannya sendiri-sendiri, namun mereka harus memusatkan perhatian pada tujuan yang akan dicapai, dan menjaga agar jangan sampai keluar dan persoalan pokok. Lain halnya dengan pengelompokkan untuk pembagian pekerjaan seperti tersebut di atas, tugas kelompok di sini tidak penlu diselesaikan dalam jangka waktu panjang, guru dapat memilih persoalan yang dapat didlskusikan di kelas.
Kelebihan dan kelemahan kerja kelompok :

Kelebihan :
a.       Dapat memupuk nasa kenjasama.
b.      Suatu tugas yang luas dapat segera diselesaikan.
c.       Adanya persaingan yang sebat.
Kelemahan :
a.       Adanya sifat-sifat pribadi yang ingin menonjolkan diri atau sebaliknya yang lemah merasa rendah diri dan selalu tergantung kepada orang lain.
b.      Bila kecakapan tiap anggota tidak seimbang, akan rnenghambat kelancaran tugas, atau didominasi oleh seseorang.

H. TEAM TEACHING
            Team Teaching pada dasarnya ialah metode mengajar dua orang guru atau lebih bekerja sama mengajar sebuah kelompok siswa, jadi kelas dihadapi beberapa guru.
Sistem regu banyak macamnya, sebab untuk satu regu tidak senantiasaguru secara formal saja, tetapi dapat melibatkan orang luar yang dianggap perlu sesuai dengan keahlian yang dibutuhkan. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan metode Team Teaching.
a. Harus ada program pelajaran yang disusun bersama oleh team tersebut,
sehingga betul-betul jelas dan terarah sesuai dengan tugas masing-masing dalam team tersebut.
b. Membagi tugas tiap topik kepada guru tersebut, sehingga masalah bimbingan
pada siswa terarah dengan baik.
c. Harus dicegah jangan sampai terjadi jam bebas akibat ketidak hadiran seseorang
guru anggota tim.

I. METODE DRILL (LATIHAN)

Drill merupakan suatu cara mengajar dengan memberikan latihan-latihan terhadap apa yang telah dipelajari siswa sehingga memperoleh suatu keterampilan tertentu. Kata latihan mengandung arti bahwa sesuatu itu selalu diulang-ulang, akan tetapi bagaimanapun juga antara situasi belajar yang pertama dengan situasi belajar yang realistis, ia akan berusaha melatih keterampilannya. Bila situasi belajar itu diubah-ubah kondisinya sehingga menuntut respons yang berubah, maka keterampilan akan lebih disempurnakan.

Ada keterampilan yang dapat disempurnakan dalam jangka waktu yang pendek dan ada yang membutuhkan waktu cukup lama. Perlu diperhatikan latihan itu tidak diberikan begitu saja kepada siswa tanpa pengertian, jadi latihan itu didahului dengan pengertian dasar.

Drill wajar digunakan untuk :
§  Kecakapan motoris, misalnya : menggunakan alat-alat (musik, olahraga, menari, pertukangan dan sebagainya).
§  Kecakapan mental, misalnya: Menghafal, menjumlah, menggalikan, membagi dan sebagainya.
Hal-hal yang perlu diperhatikan :
§  Tujuan harus dijelaskan kepada siswa sehingga selesai latihan mereka diharapkan dapat mengerjakan dengan tepat sesuai apa yang diharapkan.
§  Tentukan dengan jelas kebiasaan yang dilatihkan sehingga siswa mengetahui apa yang harus dikerjakan.
§  Lama latihan harus disesuaikan dengan kemampuan siswa.
§  Selingilah latihan agar tidak membosankan.
§  Perhatikan kesalahan-kesalahan umum yang dilakukan siswa untuk perbaikan secara kiasikal sedangkan kesalahan perorangan dibetulkan secara perorangan pula.
Kelebihan dan kelemahan :

Kelebihan :
1. Pengertian siswa lebih luas melalui latihan berulang-ulang.
2. Siswa siap menggunakan keterampilannya karena sudah dibiasakan.
Kelemahan :
1. Siswa cenderung belajar secara mekanis.
2. Dapat rnenyebabkan kebosanan.
3. Mematikan kreasi siswa.
4. Menimbulkan verbalisme (tahu kata-kata tetapi tak tahu arti).

J. KARYA WISATA
METODE KARYAWISATA

Dengan metode karyawisata, guru mengajak siswa ke suatu tempat (objek) tertentu untuk mempelajari sesuatu dalam rangka suatu pelajaran di sekolah. Berbeda dengan darmawisata, di sini para siswa sekedar pergi ke suatu tempat untuk rekreasi. Metode karyawisata berguna bagi siswa untuk membantu mereka memahami kehidupan ril dalam lingkungan beserta segala masalahnya . Misalnya, siswa diajak ke museum, kantor, percetakan, bank, pengadilan, atau ke suatu tempat yang mengandung nilai sejarah/kebudayaan tertentu.
 
Langkah-langkah pelaksanaan :
a.       Persiapan :
Merencanakan tujuan karyawisata. Untuk menetapkan tujuan ini ditunjuk suatu panitia dibawah bimbingan guru, untuk mengadakan survei ke obyek yang dituju. Dalam kunjungan pendahuluan ini sudah harus diperoleh data tentang objek antara lain tentang lokasi, aspek-aspek yang dipelajari, jalan yang ditempuh, penginapan, makan dan biaya transportasi, bila objek yang dituju jauh.
b.      Perencanaan :
v  Hasil kunjungan pendahuluan (survei) dibicarakan bersama dalam rangka menyusun perencanaan yang meliputi: tujuan karyawisata, pembagian objek sesuai dengan tujuan,jenis objek sesuai dengan tujuan, jenis objek serta jumlah siswa.
v  Dibentuk panitia secara lengkap, termasuk ketua tiap kelompok/seksi.
v  Menentukan metode mengumpulkan data, mungkin berwujud wawancara, pengamatan langsung, dokumentasi.
v  Penyusunan acara selama karyawisata berlangsung. Kepada para siswa harus ditanamkan disiplin dalam mentaati jadwal yang telah direncanakan sehingga pelaksanaan berjalan lancar sesuai dengan rencana.
v  Mengurus perizinan.
v  Menentukan biaya, penginapan, konsumsi serta peralatan yang diperlukan.
  
c.       Pelaksanaan :
Siswa melaksanakan tugas sesuai dengan pembagian yang telah ditetapkan dalam rencana kunjungan, sedangkan guru mengawasi, membimbing, bila perlu menegur sekiranya ada siswa yang kurang mentaati tata tertib sesuai acara.
 
d.      Pembuatan laporan :
Hasil yang diperoleh dan kegiatan karyawisata ditulis dalam bentuk laporan yang formatnya telah disepakati bersama.

3. Jelaskan langkah-langkah serta kelebihan dan kekurangan dari strategi pembelajaran :
A. EKSPOSITORI
metode ekspositori
metode ekspositori adalah metode mengajar dengan cara menyampaikan ide atau gagasan dengan lisan atau tulisan. cara memberikan suatu informasi kepada peserta didik sebelumnya telah diolah tuntas oleh guru. dalam proses belajar mengajar, komunikasi hanya berpusat pada guru, siswa hanya sekali-sekali dapat bertanya. metode ekspositori.
metode ekspositori pada umumnya sama dengan metode ceramah bila ditinjau dari cara memberikan informasi dan pengajarannya yang berpusat pada guru. namun russefendi (1988:289) membedakan antara keduanya dengan melihat dominasi guru. pada metode ekspositori dominasi guru banyak dikurangi. guru  tidak terus  berbicara, tetapi guru memberikan  informasi pada saat atau pada bagian-bagian  yang diperlukan. misalnya pada permulaan pengajaran, menerangkan  materi, waktu memberikan contoh-contoh soal, dan sebagainya. karena itu dilihat dari dominasi guru dalam kegiatan belajar mengajar metode ceramah lebih terpusat kepada guru dibanding metode ekspositori.
menurut ausebel (russefendi, 1988:290) bahwa “metode ekspositori yang baik adalah cara mengajar yang efektif dan efesien dalam menanamkan konsep belajar bermakna”. jadi bila metode ekspositori dipergunakan sebagaimana mestinya, dan sesuai dengan situasi dan kondisinya maka akan menjadi metode yang paling efektif. ini tidak berarti bahwa bila metode ini dipergunakan untuk semua topik matematika untuk semua kelas dan kondisi dan situasi apapun, akan menjadi metode terbaik. karakteristik yang membedakan metode ekspositori dengan metode yang lain adalah bahwa pada metode ekspositori guru lebih dominan, yaitu guru mengontrol alur pengajaran dalam memberikan informasi/materi. metode ekspositori.
adapun prosedur atau langkah-langkah pelaksanaan metode ekspositori dalam pengajaran matematika adalah sebagai berikut:
  1. mengetahui dengan jelas dan merumuskan secara khusus tujuan penyampaian atau hal-hal yang hendak dipelajari oleh siswa.
  2. menyusun materi yang akan disampaikan sebaik-baiknya sehingga dapat dimengerti dengan jelas, menarik perhatian siswa.
  3. menyampaikan informasi / materi kepada siswa.
  4. tanya jawab tentang hal-hal yang belum dimengerti oleh siswa.
  5. memberikan contoh-contoh soal dan menjelaskan kepada siswa.
  6. siswa mencatat hal-hal yang dianggap perlu.
  7. guru memberikan soal-soal latihan dan dikerjakan oleh siswa sesuai dengan contoh-contoh soal. (aris, 2000:19)
kelebihan dan kekurangan metode ekspositori
kelebihannya metode ekspositori :
  1. mengajar terencana, isi silabus dapat diselesaikan menurut jadwal.
  2. dapat dipakai pada kelas yang besar maupun yang kecil.
  3. memungkinkan guru menguasai keadaan kelas.
  4. tidak terlalu banyak memerlukan alat bantu.
  5. waktu dan tenaga tidak terbuang.
  6. dapat mengulangi atau memberi pengantar pelajaran. metode ekspositori
kekurangan metode ekspositori :
  1. guru kurang dapat mengetahui sampai di mana siswa telah memahami materi.
  2. hanya sedikit pengajar yang dapat menjadi pembicara yang baik, sehingga pada siswa dapat terbentuk konsep lain yang tidak sesuai dengan yang dimaksud oleh guru.
  3. menyebabkan materi yang telah diajarkan cepat terlupa, karena siswa hanya menggunakan satu indera.
  4. menyebabkan siswa menjadi pasif.
  5. siswa cenderung untuk menghafal.
  6. menimbulkan rasa jenuh pada siswa sehingga tidak termotivasi lagi untuk belajar
B. PAKEM
Pengertian pakem 
     adalah sebuah model pembelajaran yang memungkinkan peserta didik mengerjakan kegiatan yang beragam untuk mengembangkan keterampilan dan pemahaman dengan penekanan kepada belajar sambil bekerja, sementara guru menggunakan berbagai sumber dan alat bantu belajar termasuk pemanfaatan lingkungan supaya pembelajaran lebih menarik, menyenangkan dan efektif.

alasan penerapan pakem 
      pakem diterapkan karena dilatar belakangi oleh kenyataan bahwa pembelajaran model konvensional dinilai menjemukan kurang menarik bagi para peserta didik sehingga, berakibat kurang optimalnya penguasaan materi bagi peserta didik

hakikat pakem
dalam pakem terdapat empat pilar utama, yaitu a)aktif, b) kreatif, c) efektif, dan d) menyanangkan. sedangkan huruf "p" merupakan pembelajaran yang didefinisikan sebagai pengorganisasia atau pencintaan atau pengaturan suatu kondisi lingkungan yang sebaik - baiknya yang memungkinkan terjadinya belajar pada peserta didik. dengan demikian pada waktu peserta didik belajar, pilar - pilar pakem berikut harus dirancang :
  1. pembelajaran aktif, yaitu pembelajaran yang lebih berpusat pada peserta didik (student centered) dari pada berpusat pada guru (teacher centered). untuk mengaktifkan peserta didik, kata kunci yang dapat dipegang guru adalah adanya kegiatan yang dirancang untuk dilakukan siswa baik kegiatan berfikir (minds-on) dan berbuat (hands-on). fungsi dan perang guru lebih banyak sebagai fasilitator
  2. pembelajaran kreatif, yaitu pembelajaran ynag menstimulus siswa untuk mengembangkan gagasannya dengan memanfaatkan sumber belajar yang ada. strategi mengajar untuk mengembangkan kreatifitas siswa adalah :a) memberi kebebasan pada siswa untuk mengembangkan gagasan dan pengetahuan baru. b) bersikap respek dan menghargai ide-ide siswa c) penghargaan pada inisiatif dan kesadaran diri siswa. d) penekanan pada proses bukan penilaian hasil akhir karya siswa. d) memberikan waktu ynag cukup untuk siswa berfikir dan menghasilkan karya
  3. pembelajaran efektis, secara harfiah efektif memiliki makna berdampak, membawa pengaruh, memiliki akibat, dan membawa hasil. pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang menghasilkan apa yang harus dikuasai siswa setelah proses pembelajaran berlangsung
  4. pembelajaran yang menyenangkan, adalah suasana belajar mengajar yang menyenangkan sehingga siswa memusatkan perhatiannya secara penuh pada belajar sehigga waktu curah perhatian tinggi. menurut hasil penelitian, tinggi waktu curah terbukti meningkatkan hasil belajar.
komponen pakem 
dalam pelaksanaan pembelajaran aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan, sekurang - kurangnya ada empat komponen atau prinsip yang dapat diidentifikasi. keempat komponen tersebut adalah :
  1. mengalami, dalam hal ini mengalami siswa belajar banyak melalui berbuat, pengalaman langsung mengaktifkan banyak indera. beberapa contoh bentuk kongkritnya adalah melakukan pengamatan, percobaan, penyelidikan, wawancara, penggunaan alat peraga.
  2. interaksi, interaksi antara siswa dengan siswa maupun siswa dengan guru perlu diupayakan agar tetap ada dan terjaga mempermudah dalam membangun makna. dengan interaksi pembelajaran menjadi lebih menarik, kesalahan makna berpeluang terkoreksi, makna yang terbangun semakin mantap dan kualitas hasil belajar meningkat.
  3. komunikasi, dapat diartikan sebagai cara menyampaikan apa yang kita ketahui. interaksi saja belum cukup jika tidak dilengkapi dengan komunikasi, karena interaksi akan lebih bermakna jika interaksi itu komunikatif. makna yang teekomunikasikan kepada orang lain secara terbuka memungkinkan untuk mendapat tanggapan. beberapa cara komunikasi yang dapat dilakukan misalnya dengan menjaga, presentasi laporan.
  4. refleksi, berarti memikirkan kembali apa yang diperbuat/dipikirkan. melalui refleksi kita dapat mengetahui efektifitas pembelajaran ynag sudah berlangsung. refleksi dapat memberikan peluang untuk memunculkan gagasan baru ynag dapat bermanfaat dalam berbaikan makna hasil pembelajaran. dengan refleksi kesalahan dapat dihindari sehingga tidak terulang lagi.
karakretistik pakem 
  • pembelajarannya mengaktifkan peserta didik
  • mendorong kreatifitas peserta didik dan guru
  • pembelajarannya efektif
  • pembelajaran menyenangkan utamanya bagi peserta didik
keunggulan dan kelemahan pakem 
keunggulan pakem antara lain:
  • mengalami : peserta didik terlibat secara aktif baik fisik, mental maupun emosional
  • komunikasi : kegiatan pembelajaran memungkinkan terjadinya komunikasi antara guru dan peserta didik
  • interaksi : kegiatan pembelajarannya memungkinkan terjadinya interaksi multi arah
  • refleksi : kegiatan pembelajaran yang memungkinkan peserta didik memikirkan kembali  apa yang telah dilakukan
kekurangan pakem antara lain :
  • membutuhkan dana, dalam pembelajaran yang pakem sering kita memakai media sehingga membutuhkan biaya yang lebih untuk menunjang proses pembelajaran
  • pengembangan rpp, dalam pembelajaran pakem guru dituntut untuk kerja extra dalam pengembangan pembuatan rpp agar dapat menciptakan pembelajaran yang diinginkan 
  • manajemen kelas, dalam pembelajaran ini guru harus selalu dapat menciptakan suasana kelas yang kondusif dan menyenangkan
  • kurangnya kreatifitas guru, dalam pembelajaran pakem guru cenderung malas untuk melalkukan pembelajaran yang inovatif
langkah - langkah pembelajaran pakem 
pakem adalah pembelajaran aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan. langkah - langkah pembelajaran pakem antara lain :
  1. review :guru dan siswa meninjau ulang pelajaran yang lampau
  2. pengembangan : guru senantiasa menyajikan ide baru dan peluasan konsep
  3. latihan terkontrol : guru memeriksa kemungkinan terjadinya miskonsepsi. dianjurkan dengan kerja kelompok
  4. seat work: siswa bekerja mandidri atau dalam kelompok dalam perluasan konsep
  5. laporan siswa peorangan/kelompok: hasil kerja individu/kelompok dilaporkan untuk jikalau perlu ada perbaikan
  6. pendalaman melalui permainan: anak diajak bermain dengan tujuan untuk memperdalam materi
  7. pajangan hasil karya : hasil karya dipajang, berfungsi sebagai apresiasi karya dan perpustakaan kelas/sudut baca
  8. pemberian pr untuk tindak lanjut : pr harus dikoreksi dan dinilai
implementasi pembelajaran pakem di sd
     gambaran pakem diperlihatkan dengan berbagai kegiatan yang terjadi selama pembelajaran. pada saat yang sama gambaran tersebut menunjukkan kemampuan yang perlu dikuasai guru untuk menciptakan keadaan tersebut. berikut tabel beberapa contoh kegiatan pembelajaran dan kemampuan guru :
  1. guru menggunakan alat bantu dan sumber belajar yang beragam : misal yang sesuai dengan pelajaran, guru menggunakan, alat yang tersedia atau yang dibuat sendiri, gambar, studi kasus, nara sumber, lingkungan, dll.
  2. guru memberi kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan keterampilan: misal a) siswa melakukan percobaan, pengamatan, atau wawancara. b) mengumpulkan data/jawaban dan mengelolahnya sendiri. c) menarik kesimpulan d) memecahkan masalah, mencari rumus sendiri. e) menulis laporan/hasil karya lain dengan kata - kata sendiri
  3. guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengungkapkan gagasannya sendri secara lisan atau tulisan : misal melalui diskusi, lebih banyak pertanyaan terbuka, hasil karya yang merupakan pemikiran anak sendiri.
  4. guru menyesuaikan bahan dan kegiatan baelajar dengan kemampuan siswa : misal siswa dikelompokkan sesuai dengan kemampuan (untuk kegiatan tertentu) bahan pelajaran disesuaikan dengan kemampuan kelompok tersentu, tugas perbaikan atau pengayaan diberikan 
  5. guru mengaitkan pembelajaran dengan pengalaman siswa sehari - hari : misal siswa menceritakan pengalamannya sendiri, siswa menerapkan hal ynag dipelajari dalam kegiatan sehari - hari
c. JIGSAW
Model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw merupakan model pembelajaran kooperatif dimana siswa belajar dalam kelompok kecil yang terdiri dari 4 – 6 orang secara heterogen dan bekerja sama saling ketergantungan yang positif dan bertanggung jawab atas ketuntasan bagian materi pelajaran yang harus dipelajari dan menyampaikan materi tersebut kepada anggota kelompok yang lain (Arends, 1997).
Para anggota dari tim-tim yang berbeda dengan topik yang sama bertemu untuk diskusi (tim ahli) saling membantu satu sama lain tentang topic pembelajaran yang ditugaskan kepada mereka. Kemudian siswa-siswa itu kembali pada tim / kelompok asal untuk menjelaskan kepada anggota kelompok yang lain tentang apa yang telah mereka pelajari sebelumnya pada pertemuan tim ahli.
Pada model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw, terdapat kelompok asal dan kelompok ahli. Kelompok asal yaitu kelompok induk siswa yang beranggotakan siswa dengan kemampuan, asal, dan latar belakang keluarga yang beragam. Kelompok asal merupakan gabungan dari beberapa ahli. Kelompok ahli yaitu kelompok siswa yang terdiri dari anggota kelompok asal yang berbeda yang ditugaskan untuk mempelajari dan mendalami topik tertentu dan menyelesaikan tugas-tugas yang berhubungan dengan topiknya untuk kemudian dijelaskan kepada anggota kelompok asal.
Hubungan antara kelompok asal dan kelompok ahli digambarkan sebagai berikut (Arends, 1997) :
Kelompok Asal
Cooperative Learning1
Kelompok Ahli
Gambar. Ilustrasi Kelompok Jigsaw
Langkah-langkah dalam penerapan teknik Jigsaw adalah sebagai berikut :
  • Guru membagi suatu kelas menjadi beberapa kelompok, dengan setiap kelompok terdiri dari 4 – 6 siswa dengan kemampuan yang berbeda. Kelompok ini disebut kelompok asal. Jumlah anggota dalam kelompok asal menyesuaikan dengan jumlah bagian materi pelajaran yang akan dipelajari siswa sesuai dengan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Dalam tipe Jigsaw ini, setiap siswa diberi tugas mempelajari salah satu bagian materi pembelajaran tersebut. Semua siswa dengan materi pembelajaran yang sama belajar bersama dalam kelompok yang disebut kelompok ahli (Counterpart Group/CG). Dalam kelompok ahli, siswa mendiskusikan bagian materi pembelajaran yang sama, serta menyusun rencana bagaimana menyampaikan kepada temannya jika kembali ke kelompok asal. Kelompok asal ini oleh Aronson disebut kelompok Jigsaw (gigi gergaji). Misal suatu kelas dengan jumlah 40 siswa dan materi pembelajaran yang akan dicapai sesuai dengan tujuan pembelajarannya terdiri dari 5 bagian materi pembelajaran, maka dari 40 siswa akan terdapat 5 kelompok ahli yang beranggotakan 8 siswa dan 8 kelompok asal yang terdiri dari 5 siswa. Setiap anggota kelompok ahli akan kembali ke kelompok asal memberikan informasi yang telah diperoleh atau dipelajari dalam kelompok ahli. Guru memfasilitasi diskusi kelompok baik yang ada pada kelompok ahli maupun kelompok asal.
Cooperative Learning2
Gambar Contoh Pembentukan Kelompok Jigsaw
  • Setelah siswa berdiskusi dalam kelompok ahli maupun kelompok asal, selanjutnya dilakukan presentasi masing-masing kelompok atau dilakukan pengundian salah satu kelompok untuk menyajikan hasil diskusi kelompok yang telah dilakukan agar guru dapat menyamakan persepsi pada materi pembelajaran yang telah didiskusikan.
  • Guru memberikan kuis untuk siswa secara individual.
  • Guru memberikan penghargaan pada kelompok melalui skor penghargaan berdasarkan perolehan nilai peningkatan hasil belajar individual dari skor dasar ke skor kuis berikutnya.
  • Materi sebaiknya secara alami dapat dibagi menjadi beberapa bagian materi pembelajaran.
  • Perlu diperhatikan bahwa jika menggunakan Jigsaw untuk belajar materi baru maka perlu dipersiapkan suatu tuntunan dan isi materi yang runtut serta cukup sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.
Kelemahan dah kelebihan Model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw (Anonim)
Kelemahan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw
  1. Memerlukan persiapan yang lebih lama dan lebih kompleks misalnya seperti penyusunan kelompok asal dan kelompok ahli yang tempat duduknya nanti akan berpindah.
  2. Memerlukan dana yang lebih besar untuk mempersiapkan perangkat pembelajaran.
Kelebihan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw
  1. Memberikan kesempatan yang lebih besar kepada guru dan siswa dalam memberikan dan menerima materi pelajaran yang sedang disampaikan.
  2. Guru dapat memberikan seluruh kreativitas kemampuan mengajar.
  3. Siswa dapat lebih komunikatif dalam menyampaikan kesulitan yang dihadapi dalam mempelajari materi
  4. Siswa dapat lebih termotivasi untuk mendukung dan menunjukkan minat terhadap apa yang dipelajari teman satu timnya.
D. INKUIRI
Inkuiri berasal dari kata to inquire yang berarti ikut serta, atau terlibat, dalam mengajukan pertanyaan-pertanyaan, mencari informasi, dan melakukan penyelidikan. Ia menambahkan bahwa pembelajaran inkuiri ini bertujuan untuk memberikan cara bagi siswa untuk membangun kecakapan-kecakapan intelektual (kecakapan berpikir) terkait dengan proses-proses berpikir reflektif. Jika berpikir menjadi tujuan utama dari pendidikan, maka harus ditemukan cara-cara untuk membantu individu untuk membangun kemampuan itu.
Selanjutnya Sanjaya (2008;196) menyatakan bahwa  ada beberapa hal yang menjadi ciri utama strategi pembelajaran inkuiri. Pertama, strategi inkuiri menekankan kepada aktifitas siswa secara maksimal untuk mencari dan menemukan, artinya pendekatan inkuiri menempatkan siswa sebagai subjek belajar. Dalam proses pembelajaran, siswa tidak hanya berperan sebagai penerima pelajaran melalui penjelasan guru secara verbal, tetapi mereka berperan untuk menemukan sendiri inti dari materi pelajaran itu sendiri. Kedua, seluruh aktivitas yang dilakukan siswa diarahkan untuk mencari dan menemukan sendiri dari sesuatu yang dipertanyakan, sehingga diharapkan dapat menumbuhkan sikap percaya diri (self belief). Artinya dalam pendekatan inkuiri menempatkan guru bukan sebagai sumber belajar, akan tetapi sebagai fasilitator dan motivator belajar siswa. Aktvitas pembelajaran biasanya dilakukan melalui proses tanya jawab antara guru dan siswa, sehingga kemampuan guru dalam menggunakan teknik bertanya merupakan syarat utama dalam melakukan inkuiri. Ketiga, tujuan dari penggunaan strategi pembelajaran inkuiri adalah mengembangkan kemampuan intelektual sebagai bagian dari proses mental, akibatnya dalam pembelajaran inkuiri siswa tidak hanya dituntut agar menguasai pelajaran, akan tetapi bagaimana mereka dapat menggunakan potensi yang dimilikinya.
Berikut ini adalah langkah-langkah inkuiri:
Sanjaya (2008:202) menyatakan bahwa pembelajaran inkuiri mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:
A. Orientasi
Pada tahap ini guru melakukan langkah untuk membina suasana atau iklim pembelajaran yang kondusif. Hal yang dilakukan dalam tahap orientasi ini adalah:
  • Menjelaskan topik, tujuan, dan hasil belajar yang diharapkan dapat dicapai oleh siswa
  • Menjelaskan pokok-pokok kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa untuk mencapai tujuan. Pada tahap ini dijelaskan langkah-langkah inkuiri serta tujuan setiap langkah, mulai dari langkah merumuskan merumuskan masalah sampai dengan merumuskan kesimpulan
  • Menjelaskan pentingnya topik dan kegiatan belajar. Hal ini dilakukan dalam rangka memberikan motivasi belajar siswa.
B. Merumuskan masalah
Merumuskan masalah merupakan langkah membawa siswa pada suatu persoalan yang mengandung teka-teki. Persoalan yang disajikan adalah persoalan yang menantang siswa untuk memecahkan teka-teki itu. Teka-teki dalam rumusan masalah tentu ada jawabannya, dan siswa didorong untuk mencari jawaban yang tepat. Proses mencari jawaban itulah yang sangat penting dalam pembelajaran inkuiri, oleh karena itu melalui proses tersebut siswa akan memperoleh pengalaman yang sangat berharga sebagai upaya mengembangkan mental melalui proses berpikir.
C. Merumuskan hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu permasalahan yang dikaji. Sebagai jawaban sementara, hipotesis perlu diuji kebenarannya. Salah satu cara yang dapat dilakukan guru untuk mengembangkan kemampuan menebak (berhipotesis) pada setiap anak adalah dengan mengajukan berbagai pertanyaan yang dapat mendorong siswa untuk dapat merumuskan jawaban sementara atau dapat merumuskan berbagai perkiraan kemungkinan jawaban dari suatu permasalahan yang dikaji.
D. Mengumpulkan data
Mengumpulkan data adalah aktifitas menjaring informasi yang dibutuhkan untuk menguji hipotesis yang diajukan. Dalam pembelajaran inkuiri, mengumpulkan data merupakan proses mental yang sangat penting dalam pengembangan intelektual. Proses pemgumpulan data bukan hanya memerlukan motivasi yang kuat dalam belajar, akan tetapi juga membutuhkan ketekunan dan kemampuan menggunakan potensi berpikirnya.
E. Menguji hipotesis
Menguji hipotesis adalah menentukan jawaban yang dianggap diterima sesuai dengan data atau informasi yang diperoleh berdasarkan pengumpulan data. Menguji hipotesis juga berarti mengembangkan kemampuan berpikir rasional. Artinya, kebenaran jawaban yang diberikan bukan hanya berdasarkan argumentasi, akan tetapi harus didukung oleh data yang ditemukan dan dapat dipertanggungjawabkan.
F. Merumuskan kesimpulan
Merumuskan kesimpulan adalah proses mendeskripsikan temuan yang diperoleh berdasarkan hasil pengujian hipotesis. Untuk mencapai kesimpulan yang akurat sebaiknya guru mampu menunjukkan pada siswa data mana yang relevan.
Kelebihan inkuiri :
1. Model ini berasaskan strategi pemusatan oleh pelajar-pelajar dengan melibatkan diri dalam aktivitas pembelajaran sepenuhnya.
2. Menghasilkan pemahaman yang lebih mendalam terhadap oorumusan atau generalisasi yang dibuat.
3. Menimbulkan minat pelajar serta naluri ingin tahu pelajar terhadap aktiviti pembelajaran yang dilakukan.
4. Memberi peluang terhadap pelajar-pelajar menjalankan aktivitas pembelajran secara bebas. 5. Pengalaman dan pengetahuan yang diperoleh murid-murid akan kekal lama.
6. Menggalakkan pelajar berfikir secara saintifik dan rasional
Kelemahan model inkuiri:
1. Model ini hanya sesuai kepada pelajar tahap dua di sekolah rendah
2. Model ini memerlukan masa yang panjang.
3. Pelajar yang kurang pengalaman akan kesulitan untuk mendapatkan hasil kajian yang tepat.
4. Model ini hanya sesuai kepada pelajar yang cerdas dan kurang sesuai kepada pelajar yang lemah.
5. Model ini ,memerlukan kecakapan guru untuk mengurus dan mengendalikan aktiviti kajian
6.Hasil dapatan yang kurang tepat mampu melemahkan pelajar.
E. CTL
Pola Pembelajaran CTL
Untuk mencapai kompetensi dengan menggunakan CTL guru melakukan langkah-langkah pembelajaran seperti dibawah ini:
a)      Pendahuluan
1.      guru menjelaskan kompetensi yang harus dicapai serta manfaat dari proses  pembelajaran dan pentingnya materi pelajaran yang akan dipelajari
2.      guru menjelaskan prosedur pembelajaran CTL:
§  siswa dibagi ke dalam beberapa kelompok sesuai dengan jumlah siswa
§  tiap kelompok ditugaskan untuk mendemonstrasikan materi  تعارف dan mencari kalimat yang menggunakan struktur kalimat
§  melalui demonstrasi tersebut siswa ditugaskan untuk mencari/menganalisa struktur kalimat
1.      guru melakukan tanya jawab sekitar tugas yang harus dikerjakan oleh setiap siswa
b)      Inti dibagi 2 dilapangan dan di dalam kelas.
Di Lapangan
1.      siswa melakukan analisis/observasi mengenai materi تعارف dengan struktur kalimatnya bersama dengan kelompoknya
2.      siswa mencatat hal-hal yang berkenaan dengan  struktur kalimat
Di dalam kelas
1.      siswa mendiskusikan hasil temuan mereka sesuai dengan kelompoknya masing-masng
2.      siswa melaporkan hasil diskusi
3.      setiap kelompok menjawab setiap pertanyaan yang diajukan kelompok lain

Kelebihan CTL:
1. Pembelajaran menjadi lebih bermakna dan riil. Artinya siswa dituntut untuk dapat menagkap hubungan antara pengalaman belajar di sekolah dengan kehidupan nyata. Hal ini sangat penting, sebab dengan dapat mengorelasikan materi yang ditemukan dengan kehidupan nyata, bukan saja bagi siswa materi itu akan berfungsi secara fungsional, akan tetapi materi yang dipelajarinya akan tertanam erat dalam memori siswa, sihingga tidak akan mudah dilupakan.
2. Pembelajaran lebih produktif dan mampu menumbuhkan penguatan konsep kepada siswa karena metode pembelajaran CTL menganut aliran konstruktivisme, dimana seorang siswa dituntun untuk menemukan pengetahuannya sendiri. Melalui landasan filosofis konstruktivisme siswa diharapkan belajar melalui ”mengalami” bukan ”menghafal”.

Kelemahan CTL:
1. Guru lebih intensif dalam membimbing. Karena dalam metode CTL. Guru tidak lagi berperan sebagai pusat informasi. Tugas guru adalah mengelola kelas sebagai sebuah tim yang bekerja bersama untuk menemukan pengetahuan dan ketrampilan yang baru bagi siswa. Siswa dipandang sebagai individu yang sedang berkembang. Kemampuan belajar seseorang akan dipengaruhi oleh tingkat perkembangan dan keluasan pengalaman yang dimilikinya. ADengan demikian, peran guru bukanlah sebagai instruktur atau ” penguasa ” yang memaksa kehendak melainkan guru adalah pembimbing siswa agar mereka dapat belajar sesuai dengan tahap perkembangannya.
2. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan atau menerapkan sendiri ide–ide dan mengajak siswa agar dengan menyadari dan dengan sadar menggunakan strategi–strategi mereka sendiri untuk belajar. Namun dalam konteks ini tentunya guru memerlukan perhatian dan bimbingan yang ekstra terhadap siswa agar tujuan pembelajaran sesuai dengan apa yang diterapkan semula.

F. TGT
Model Pembelajaran TGT adalah suatu tipe Model pembelajaran kooperatif yang menarik untuk digunakan ketika mengajar di sekolah. Melalui Model pembelajaran ini diharapkan murid bisa menerima pelajaran dengan baik ketika proses belajar mengajar berlangsung
  1. Mengajar: Guru menyampaikan materi
  2. Belajar kelompok: siswa belajar dengan menggunakan lembar kerja dalam kelompok untuk menguasai materi.
  3. Turnamen: siswa memainkan pertandingan akademik dalam regu yang berkemampuan homogen, masing-masing meja turnamen berisi 3 anggota.
  4. Penghargaan kelompok: skor kelompok dihitung berdasarkan skor anggota kelompok turnamen, dan kelompok baru diakui bila dapat melampaui kriteria minimal.

Metode pembelajaran kooperatif Team Games Tournament (TGT) ini mempunyai kelebihan dan kekurangan. Menurut Suarjana (2000:10) dalam Istiqomah (2006), yang merupakan kelebihan dari pembelajaran TGT antara lain:
1. Lebih meningkatkan pencurahan waktu untuk tugasa
2. Mengedepankan penerimaan terhadap perbedaan individu
3. Dengan waktu yang sedikit dapat menguasai materi secara mendalam
4. Proses belajar mengajar berlangsung dengan keaktifan dari siswa
5. Mendidik siswa untuk berlatih bersosialisasi dengan orang lain
6. Motivasi belajar lebih tinggi
7. Hasil belajar lebih baik
8. Meningkatkan kebaikan budi, kepekaan dan toleransi
Sedangkan kelemahan TGT adalah:
1. Bagi guru
• Sulitnya pengelompokan siswa yang mempunyai kemampuan heterogen dari segi akademis. Kelemahan ini akan dapat diatasi jika guru yang bertindak sebagai pemegang kendali teliti dalam menentukan pembagian kelompok
• Waktu yang dihabiskan untuk diskusi oleh siswa cukup banyak sehingga melewati waktu yang sudah ditetapkan. Kesulitan ini dapat diatasi jika guru mampu menguasai kelas secara menyeluruh
2. Bagi siswa
Masih adanya siswa berkemampuan tinggi kurang terbiasa dan sulit memberikan penjelasan kepada siswa lainnya. Untuk mengatasi kelemahan ini, tugas guru adalah membimbing dengan baik siswa yang mempunyai kemampuan akademik tinggi agar dapat dan mampu menularkan pengetahuannya kepada siswa yang lain.

G. PROBLEM SOLVING
METODE PEMECAHAN MASALAH (PROBLEM SOLVING)

Metode pemecahan masalah merupakan suatu metode pengajaran yang mendorong siswa untuk mencari dan memecahkan persoalan-persoalan. Adakalanya manusia memecahkan masalah secara instinktif (naluriah) maupun dengan kebiasaan, yang mana pemecahan tersebut biasanya dilakukan oleh binatang.
Dalam menghadapi masalah yang lebih pelik, manusia dapat menggunakan cara ilmiah. Cara ilmiah untuk memecahkan masalah pada umumnya mengikuti langkah-langkah sebagai berikut :
a.       Memahami masalah; Masalah yang dihadapi harus dirumuskan, dibatasi dengan teliti. Bila tidak, usahanya akan sia-sia.
b.      Mengumpulkan data; Kalau masalah sudah jelas, dapat dikumpulkan data/informasi/keterangan-keterangan yang diperlukan.
c.       Merumuskan hipotesis (jawaban sementara, yang mungkin memberi penyelesaian); dan keterangan keterangan yang diperoleh, mungkin timbul suatu kemungkinan yang memberi harapan yang akan membawa pada pemecahan masalah.
d.      Menilai hipotesis; Dengan jalan berpikir dapat diperkirakan akibat-akibat suatu hipotesis. Kalau ternyata bahwa hipotesis ini tidak akan memberi basil baik, maka dimulai lagi dengan langkah kedua.
e.       Mengadakan eksperimen/menguji hipotesis; Bila suatu hipotesis memberi harapan baik, maka diuji melalui eksperimen. Kalau berhasil, berarti masalah ini dipecahkan. Tetapi kalau tidak berhasil, harus kembali lagi dari langkah-langkah kedua atau ketiga.
f.       Menyimpulkan; Laporan tentang keseluruhan prosedur pernecahan masalah yang diakhiri dengan kesimpulan. Di sini kernungkinan dapat dicetuskan suatu prinsip atau hukum. Kesanggupan memecahkan masalah harus diajarkan kepada para siswa, sebab pemecahan masalah secara ilmiah (scientific method) berguna bagi mereka untuk memecahkan masalah yang sulit. Metode ini selain dapat digunakan untuk mernecahkan masalah dalam berbagai bidang studi, juga dapat digunakan untuk pemecahan yang berkaitan dengan kebutuhan siswa dalam kehidupan sehari
Kelebihan :
o    Mengajak siswa berpikir secara rasional.
o    Siswa aktif.
o    Mengembangkan rasa tanggung jawab.
o    Melatih siswa untuk mendesain suatu penemuan.
o    Berpikir dan bertindak kreatif
Kelernahan :
o    Memakan waktu lama.
o    Kebulatan bahan kadang-kadang sukar dicaPAI


DAFTAR PUSTAKA
http://azisgr.blogspot.com/2010/05/model-pembelajaran-kooperatif-tipe.html
http://nadhirin.blogspot.com/2010/03/model-pembelajaran-contextual-teaching.html
http://pakguruonline.pendidikan.net/buku_tua_pakguru_dasar_kpdd_b11.html
http://www.psb-psma.org/content/blog/pengertian-pendekatan-strategi-metode-teknik-taktik-dan-model-pembelajaran
http://www.scribd.com/doc/27644307/Metode-Ceramah
Cochran, Rachel et al.(2007). The impact of Inqury-Based Mathematics on Context Knowledge and Classroom Practice. Journal. Tersedia: Krismanto, M.Sc. (2003). Beberapa Teknik, Model dan Strategi dalam Pembelajaran Matematika. PPPG Matematika. Yogyakarta.
Sanjaya, Wina. Dr. (2008). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Kencana Prenada Media Group. Jakarta
Slavin, Robert.E. (2008). Cooperative Learning; Teori, Riset dan Praktik. Bandung. PT. Nusa Media
Tim MKPBM. (2001). Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung.
http://www.rume.org/crume2007/papers/cochran-mayer-mullins.pdf
http://herdy07.wordpress.com/2010/05/27/model-pembelajaran-inkuiri/
http://hayardin-blog.blogspot.com/2012/04/model-pembelajaran-tgt.html
http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/01/22/konsep-pakem/
http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/07/31/cooperative-learning-teknik-jigsaw/